Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Timur Tengah I AS Keluarkan Peringatan Penerbangan di Perairan Teluk dan Teluk Oman

Saudi Tak Inginkan Peperangan

Foto : ISTIMEWA

Meningkatnya ketegangan di Teluk Persia telah membuat negara-negara sekitar khawatir. Arab Saudi pun menyerukan digelarnya perte-muan untuk meres-pons situasi ini.

A   A   A   Pengaturan Font

RIYADH - Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan bahwa negaranya tidak ingin perang terjadi di Timur Tengah, tetapi mereka siap untuk menanggapinya dengan kekuatan penuh setelah terjadi serangan pekan lalu pada aset minyak Saudi. Informasi itu disampaikan seorang pejabat senior Arab Saudi pada Minggu (19/5).

"Arab Saudi tidak menginginkan perang (terjadi) di kawasan Timur Tengah, tidak mencarinya dan akan melakukan segala upaya untuk mencegah perang ini," kata Menlu al-Jubeir dalam konferensi pers.

"Pada saat yang sama, kami pun menegaskan bahwa jika pihak lain memilih perang, Kerajaan akan merespons dengan kekuatan dan tekad penuh dan akan membela diri dan kepentingannya," imbuh Menlu Arab Saudi itu.

Sebelumnya Riyadh menuduh Tehran memerintahkan serangan drone pada Selasa (14/5) pekan lalu terhadap dua stasiun pompa minyak di Arab Saudi, yang kemudian diklaim dilakukan oleh kelompok Houthi Yaman.

Serangan itu terjadi dua hari setelah empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, disabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA).

Tehran membantah pihaknya berada di balik serangan yang terjadi ketika Amerika Serikat (AS) dan Iran mempermasalahakan sanksi dan kehadiran kekuatan militer AS di kawasan Teluk Persia yang berujung dengan semakin meningkatkan kekhawatiran terkait potensi konflik AS-Iran.

Sebelumnya pada Sabtu (18/5), kantor berita resmi Kerajaan Arab Saudi menyatakan bahwa Riyadh telah menyerukan digelarnya pertemuan darurat regional di Dewan Kerja Sama Teluk dan Liga Arab untuk membahas ketegangan yang meningkat di kawasan itu.

"Raja Salman telah mengundang para pemimpin Teluk dan kedua negara Arab untuk KTT darurat di Mekkah pada 30 Mei untuk membahas agresi dan konsekuensinya baru-baru ini di wilayah tersebut," demikian dilaporkan SPA.

Menanggapi undangan itu, Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan keadaan kritis saat ini memerlukan sikap Arab dan Teluk yang seragam terhadap tantangan dan risiko yang menimpanya.

Peringatan Penerbangan

Seiring dengan semakin meningkatnya ketegangan antara AS-Iran, perusahaan perminyakan Exxon Mobil, dilaporkan telah mengevakuasi staf asing dari ladang minyak di Irak. Sementara pemerintahan Bahrain pada Sabtu (18/5) telah mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk tidak bepergian ke Irak dan Iran, dan meminta mereka yang sudah ada di sana untuk segera kembali.

Pada bagian lain, Dinas Penerbangan Federal AS (FAA) telah mengeluarkan peringatan untuk pesawat komersial AS yang terbang di atas perairan Teluk dan Teluk Oman untuk berhati-hati karena meningkatnya aktivitas militer dan ketegangan politik di wilayah tersebut.

"Meningkatnya ketegangan di kawasan itu telah meningkatkan risiko yang tidak disengaja dan tanpa peringatan terhadap operasi penerbangan sipil AS karena potensi salah perhitungan atau salah identifikasi," demikian peringatan FAA yang dirilis Kamis (16/5) malam. ang/AFP/AlJazeera/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top