Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Saudi: 1.301 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci, Sebagian Tak Berizin

Foto : AFP/Fadel Senna

Jemaah haji melakukan ritual melempar jumrah di bawah terik matahari di Mina, Arab Saudi, salah satu dari rangkaian ibadah haji tahunan pada 16 Juni 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

RIYADH - Arab Saudi mengatakan pada hari Minggu (23/6), lebih dari 1.300 jemaah meninggal selama ibadah haji yang berlangsung saat cuaca sangat panas. Sebagian besar korban meninggal tidak memiliki izin resmi.

"Sayangnya, jumlah kematian mencapai 1.301, 83 persen di antaranya tidak sah untuk menunaikan ibadah haji dan berjalan jauh di bawah sinar matahari langsung, tanpa tempat berlindung atau kenyamanan yang memadai," lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency.

Penghitungan AFP pekan lalu, berdasarkan pernyataan resmi dan laporan dari diplomat yang terlibat dalam respons negara mereka, menyebutkan jumlah korban jiwa lebih dari 1.100 orang.

Korban meninggal berasal dari lebih dari 10 negara, dari Amerika Serikat hingga Indonesia, dan beberapa negara terus memperbarui jumlah totalnya.

Para diplomat Arab mengatakan kepada AFP pekan lalu bahwa warga Mesir menyumbang 658 kasus kematian - 630 di antaranya adalah jemaah tidak terdaftar.

Para diplomat mengatakan penyebab kematian sebagian besar disebabkan oleh panas.

Suhu di Mekah tahun ini naik hingga 51,8 derajat Celsius (125 derajat Fahrenheit), menurut pusat meteorologi nasional Arab Saudi.

Riyadh belum mengomentari secara terbuka mengenai kematian tersebut atau memberikan jumlah korbannya hingga Minggu.

Namun pada hari Jumat, seorang pejabat senior Saudi memberi tahu AFP sebagian korban tewas adalah 577 orang pada dua hari tersibuk haji, 15 Juni, ketika jemaah berkumpul untuk beribadah wukuf di bawah terik matahari di Padang Arafah, dan 16 Juni, ketika mereka melakukan ritual melempar jumrah di Mina.

Pejabat tersebut juga membela tanggapan Riyadh, dengan mengatakan: "Negara tidak gagal, namun ada kesalahan penilaian di pihak masyarakat yang tidak menghargai risikonya."

Stres Panas

Menteri Kesehatan Saudi, Fahd Al-Jalajel, pada hari Minggu (23/6) mengbatakan pengelolaan haji tahun ini "sukses", SPA melaporkan.

Dia mengatakan sistem kesehatan "menyediakan lebih dari 465.000 layanan perawatan khusus, termasuk 141.000 layanan bagi mereka yang tidak mendapatkan izin resmi untuk menunaikan ibadah haji," menurut SPA, yang merangkum wawancara menteri dengan saluran Al-Ekhbariya yang berafiliasi dengan negara.

Jalajel tidak merinci berapa banyak kematian yang menurut pejabat Saudi disebabkan oleh panas.

"Sistem kesehatan menangani banyak kasus tekanan panas tahun ini, dan beberapa orang masih dalam perawatan," lapor SPA.

"Di antara korban meninggal ada beberapa orang lanjut usia dan orang yang sakit kronis."

Haji adalah salah satu ibadah dalam lima rukun Islam yang harus dijalankan oleh semua umat Islam yang mampu, setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Pejabat Saudi mengatakan 1,8 juta jemaah haji tahun ini, jumlah yang sama dengan tahun lalu, dan sekitar 1,6 juta datang dari luar negeri.

Selama beberapa tahun terakhir, ritual yang sebagian besar dilakukan di luar ruangan tidak lagi dilakukan selama musim panas yang terik di Arab Saudi.

Waktu ibadah haji dimajukan sekitar 11 hari setiap tahun dalam kalender Masehi, yang berarti tahun depan akan dilaksanakan lebih awal pada bulan Juni, dan kemungkinan dalam kondisi yang lebih dingin.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2019 oleh jurnal Geophysical Research Letters mengatakan bahwa akibat perubahan iklim, tekanan panas bagi jemaahhaji akan melampaui "ambang batas bahaya ekstrem" dari tahun 2047 hingga 2052 dan 2079 hingga 2086, "dengan frekuensi dan intensitas yang semakin meningkat seiring berjalannya abad ini".


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top