Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sats Kembangkan Teknologi Baru Memperpanjang Usia Simpan Makanan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Kelebihan makanan dari setiap penerbangan, selalu berakhir di tempat pembuangan. Untuk mengurangi limbah, pemain utama dalam industri makanan dan penyedia layanan penerbangan utama Bandara Changi, Singapura, Sats, berinvestasi dalam teknologi baru. Teknologi baru itu bertujuan untuk memperpanjang usia simpan makanan yang dimasak, dengan harapan dapat mengurangi pemborosan.

Sekarang, makanan segar dapat disimpan hingga 90 hari tanpa tambahan bahan pengawet, dari masa penyimpanan sebelumnya 48 jam. Cara penyimpanan tanpa pendingin selama 6 sampai 24 bulan itu dapat digunakan untuk berbagai makanan siap saji, seperti nasi ayam rebus, ayam briyani, stroganoff daging sapi, pasta alfredo, dan udon ayam lada hitam.

"Umur penyimpanan dapat diperpanjang melalui pasteurisasi dan sterilisasi, tanpa dampak samping pada keamanan makanan, kadar nutrisi dan rasa," bunyi pernyataan Sats.

Pasteurisasi adalah pemanasan ringan dalam waktu yang singkat untuk mengurangi pertumbuhan mikroba dalam makanan. Pemberian sterilisasi, panas dan tekanan untuk menghilangkan semua bentuk bakteri dan aktivitas enzim," ujar perusahaan itu.

Sats memamerkan teknologi baru itu pada peresmian fasilitas dapur baru di sisi utara Bandara Changi, dengan nilai investasi 25 juta dollar AS. Perusahaan tersebut juga memiliki dapur lain di Terminal 4, Bandara Changi.

"Dapur baru ini dapat menghasilkan hingga 60.000 makanan sehari, dari kapasitas 45.000 makanan sebelumnya," kata Sats kepada Menteri Perdagangan dan Industri, Chan Chun Sing, dan undangan yang hadir di acara peluncuran itu.

Kurangi Limbah

Sementara itu, Direktur Program Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pangan, Nanyang Technological University, William Chen, mengatakan kepada The Straits Times bahwa teknologi yang digunakan Sats ini akan memiliki dampak yang sangat signifikan yakni lebih sedikitnya limbah makanan dan limbah kemasan.

Berdasarkan perkiraan dari data yang ada, penumpang maskapai di seluruh dunia menghasilkan 5,2 juta ton limbah pada 2016. Angka itu akan berlipat ganda dalam 15 tahun. Jumlah itu tidak hanya makanan, tetapi semua jenis limbah lain juga.

"Singapore Airline adalah maskapai pertama yang mengadopsi teknologi baru itu dan akan menyajikan beberapa makanan mulai Juni," menurut pernyataan Badan Anggaran Singapore Airline, Scoot.

Sats juga meningkatkan efisiensi di fasilitas Changi sisi utara, dengan peralatan baru seperti auto-fryer raksasa. Dengan peralatan itu, hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk memasak 60 kilogram nasi goreng atau mi, dari waktu 90 menit sebelumnya. Perusahaan juga memanfaatkan teknologi untuk mensimulasikan lini produksi sehingga perencanaan sumber daya dan tenaga kerja dapat dioptimalkan.

Presiden sekaligus CEO Sats, mengatakan makanan yang diproduksi dengan teknologi baru itu akan memberi keuntungan konsumen ritel dan maskapai.

"Keluarga masa kini memiliki lebih sedikit waktu untuk menyiapkan makanan di rumah, sehingga mereka semakin beralih ke makanan siap saji.

Dari pada mengonsumsi makanan dan makanan ringan buatan pabrik yang mungkin mengandung bahan pengawet tambahan, sekarang semua orang bisa makan makanan yang mereka sukai, dengan nyaman dan aman, dengan sedikit limbah. Kami melayani lebih dari 170 juta makanan di lebih dari 35 lokasi di Asia, jadi kami memiliki skala untuk memasak makanan lezat yang otentik secara efisien dan konsisten," pungkasnya.straitstimes/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top