Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dakwah di Medsos

Santri Diajak Perangi Paham Radikalisme

Foto : Koran Jakarta/M. Fachri

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para santri diharapkan terus menggencarkan dakwah memerangi paham radikal di media sosial (medsos). Sebab platform tersebut banyak digunakan kelompok tertentu untuk menyebarkan paham radikal. Harapan ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis (17/3).

"Berdakwah juga bisa dilakukan melalui media sosial," kata Boy Rafli. Boy mengungkapkan bahwa kelompok radikal yang tak bertanggung jawab menggunakan berbagai narasi di media sosial untuk menyebarkan pahamnya. Tidak hanya berbahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Inggris.

"Mereka mempropagandakan bahwa di Suriah akan lahir negara Islam dunia yang memberikan harapan baru, sehingga warga dari 120 negara terpapar ajakan tersebut," ujarnya. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa narasi radikalisme berbahaya. Sebab sanggup mempengaruhi banyak orang yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

Maka, Boy menyatakan para santri perlu terus mengembangkan narasi di media sosial bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin yang berarti rahmat bagi alam semesta. Dengan pemahaman yang baik ini, ujar Boy melanjutkan, umat Islam Indonesia tidak dimanfaatkan kelompok tertentu untuk maksud kejahatan seperti ISIS.

Paham radikal tersebut tidak sekadar wacana. Sebanyak 2.157 orang Indonesia berangkat ke Suriah untuk bergabung ISIS (Islamic State in Iraq and Syria). ISIS memanfaatkan mereka untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dengan melakukan pendudukan di beberapa provinsi. Kejahatan kemudian terjadi dengan pembunuhan.

Sebanyak 2.157 orang Indonesia di Suriah, sebagian ada yang meninggal, ditahan, dan kembali ke Indonesia. Ada juga yang hari ini masih berada di kamp pengungsian, utamanya wanita dan anak-anak. Jumlahnya kisaran 370 orang. Dari jumlah itu yang berusia di bawah 10 tahun sebanyak 82.

"Untuk mencegah kejadian terulang, Boy Rafli mengajak para santri semakin gencar berdakwah di media sosial untuk memerangi paham radikal.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top