Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Menlu AS Tuntut Pyongyang Rampungkan Dulu Denuklirisasi

Sanksi atas Korut Tetap Berlaku

Foto : AFP/David MAREUI L

Pertemuan 3 Menlu l (Dari kiri ke kanan) Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, berfoto bersama dengan Menlu Jepang, Taro Kono, dan Menlu Korsel, Kang Kyung-wha, di Wisma Tamu Iikura, Tokyo, pada Minggu (8/7). Pertemuan 3 menlu ini untuk membahas progres dari denuklirisasi Korut, setelag sebelumnya selama dua hari Menlu AS melakukan kunjungan ke Pyongyang.

A   A   A   Pengaturan Font

Menlu AS, Mike Pompeo, menegaskan bahwa sanksi internasional terhadap Korut tak akan dilonggarkan hingga Pyongyang sepenuhnya merampungkan denuklirisasi. Atas tuntutan itu, pihak Korut merasa keberatan.

TOKYO - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, menegaskan bahwa sanksi internasional terhadap Korea Utara (Korut) hanya akan dicabut jika Pyongyang telah merampungkan denuklirisasi.

"Sanksi akan tetap berlaku sampai final. Denuklirisasi sepenuhnya sebagaimana disepakati oleh pemimpin Korut, Kim Jong-un," kata Menlu Pompeo saat berada di Tokyo, Jepang, usai melakukan pertemuan dengan Menlu Jepang, Taro Kono, dan Menlu Korea Selatan (Korsel), Kang Kyung-wha, pada Minggu (8/7). "Meski kami bersemangat atas progres dari pembicaraan soal ini, namun kemajuan dan niat baik saja saja tak cukup jadi alasan bagi pelonggaran sanksi," imbuh dia.

Atas tuntutan itu, Pyongyang menuding AS telah menyebut tuntutan itu bagaikan perilaku gangster. "Sepertinya AS salah mengerti atas niat baik dan kesabaran kami," demikian pernyataan dari Pyongyang.

Dalam argumennya, Pyongyang menegaskan bahwa telah memulai langkah denuklirisasi dengan menghancurkan lokasi uji coba nuklir dan Korut menuntut Menlu Pompeo untuk membuktikan apakah AS juga mau melakukan pengorbanan yang setimpal karena langkah AS untuk menghentikan latihan perang gabungan dengan Korsel tak sebanding dengan apa yang telah dilakukan Korut.

"Tadinya kami berpikir pihak AS akan datang dengan proposal yang konstruktif. Namun harapan kami teramat naif dan menipu kami," imbuh pernyataan dari Pyongyang.

Perundingan Lanjutan

Sebelum tiba di Tokyo, sebelumnya Menlu AS itu berada di Pyongyang selama dua hari untuk membahas denuklirisasi dengan pejabat tinggi Korut. Misi Pompeo ke Korut fokus untuk menyempurnakan rincian rencana denuklirisasi Korut.

Atas tuntutan AS bagi perlucutan nuklir secara unilateral itu, Pyongyang meresponsnya dengan negatif dan Korut memperingatkan bahwa semua itu bisa membahayakan proses perdamaian. Pejabat AS menyebut sikap negatif Korut merupakan indikasi bahwa masih besar jurang perbedaan antara AS dan Korut.

Namun saat berada di Tokyo, Menlu Pompeo menjabarkan pada Menlu Jepang dan Korsel bahwa dialog dengan Korut akan berlanjut. Pompeo pun sesumbar bahwa upayanya untuk mendesak Korut untuk melucuti senjata nuklirnya telah didukung oleh seluruh komunitas internasional.

"Jika tuntutan kami disebut mereka mirip gangster, maka seluruh dunia adalah gangster. Namun saya tegaskan putusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tak bisa diganggu gugat dan perlu dicapai," kata Menlu AS itu.

Disampaikan pula oleh Menlu Pompeo bahwa dialog lebih lanjut antara pejabat AS dan Korut akan kembali dilangsungkan pada 12 Juli mendatang. Pertemuan ini untuk membahas repatriasi sisa jasad tentara AS yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top