Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sambut HUT RI, Teater Musikal Keumalahayati Kembali Digelar

Foto : Istimewa

Jumpa pers teater musikal "Keumalahayati - Laskar Inong Balee" pada 12 dan 13 Agustus mendatang, di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki mendatang.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dalam rangka menyambut HUT ke-78 Proklamasi Republik Indonesia, Gema Citra Nusantara (GCN) dan Papatong Artspace untuk kedua kalinya menggelar teater musikal "Keumalahayati- Laskar Inong Balee" pada 12 dan 13 Agustus mendatang, di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Mira Marina Arismunandar selaku Executive Produser menjelaskan cerita kepahlawanan Keumalahayati dimulai saat memimpin lebih dari 2.000 pasukan inong balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan Belanda sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal.

Atas kepemimpinannya, Sultan Aceh Darussalam memberikan gelar Laksamana untuk keberaniannya sehingga kemudian Keumalahayati lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.

"Cerita Keumalahayati merupakan kisah nyata. Beliau adalah pahlawan nasional dan panglima perang perempuan pertama bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.Drama musikal ini merupakan sarana sosialisasi dan edukasi atas kisah perjuangan Keumalahayati. Sebelumnya, pementasan teater musikal ini digelar pada 19 Maret lalu, di tempat yang sama," kata Mira saat jumpa pers, Senin (7/8) malam.

Mudah-mudahan, tambahnya, pementasan ini akan menjadi inspirasi kepada generasi milenial untuk meneladani ketokohan, kegigihan serta nasionalisme dalam mempertahankan Nusantara dari penjajahan melalui seni pertunjukan.

Menurut Mira, kisah kepahlawanan Keumalahayati dimulai setelah suaminya, Laksamana Zainal Abidin, gugur dalam peperangan. Malahayati mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan yang terdiri dari janda prajurit Aceh yang gugur dalam peperangan (inong balee). Permintaan itu dikabulkan dan ia diangkat sebagai pemimpin pasukan inong balee.

"Hingga hari ini, banyak orang yang belum mengenal sosok Keumalahayati yang perjuangannya sudah diakui pemerintah sebagai Pahlawan Nasional di tahun 2017. Pementasan ini dalam rangka lebih mensosialiasikan sosok perempuan perkasa dari tanah Aceh, yang pada zaman itu sudah diberi hak memimpin perang dari Kesultanan. Ini sesuatu yang luar biasa," katanya.

Dijelaskan oleh Mira bahwa ada hal yang sangat berbeda yang ditampilkan di panggung Keumalahayati tahun ini, salah satunya adalah barisan musik akan dimainkan secara live oleh Batavia Chamber Orchestra. Di luar itu, pada bagian make up artist muncul para Sahabat Tuli hasil binaan dari Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia.

"Sejak lama, saya ingin mengajak teman-teman difabel menjadi bagian dari kegiatan kesenian yang dibuat GCN. Dan Alhamdulillah, ini merupakan yang kedua kalinya kami melibatkan mereka. Namun kali ini sedikit berbeda teman-teman difabel akan berperan sebagai make up artist. Di samping itu, di lobi gedung pertunjukan, kami menyediakan stand khusus untuk memamerkan karya dari teman-teman difabel," katanya sambil menyebut kegiatannnya mendapat dukungan Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia.

Teater Musikal Keumalahayati disutradarai Teuku Rifnu Wikana dan Krisna Aditya, menampilkan pemain utama antara lain Haikal AFI 2, Teuku Rifnu Wikana, dan Karissa Soerjanatamihardja, di samping nama-nama lainnya, seperti seniman senior Aceh, Marzuki Hasan, Junio Ferandez, Yan Wibisono, Beyon Destiano, Fachrizal Mochsen, dan empat sahabat Keumalahayati yakni Nanda Dian Utami, Nadya Devina, Kartika Desma, Jeyhan Safiana.

Tim kreatif panggung terdiri dari nama-nama tenar, seperti Gema Sedatana (penulis naskah), Leodet (music composer), Jufrizal dan Asep Supriyatna (penata musik tradisional), Wiwik HW (koreografer), Helen Nanlohy (vocal coach), Endro Sukmono (fighting coach), Bulqini (scenografer), Mamed Slasov (lighting).

Rifnu menjelaskan secara konsep ide cerita untuk teater musikal Keumalahayati ini masih sama seperti pertunjukan perdana, bahkan sejumlah pemain pun masih sama. Namun ada pengembangan, di mana diangkat jalur sutra maritim juga penjualan rempah-rempah. Dan sebagai sutradara, dirinya menyebut tema cerita utama tetap akan terfokus kepahlawanan Keumalahayati dari sudut pandang cinta seorang perempuan dengan segala kewajarannnya.

"Cinta inilah yang menjadi pemantik perjuangan Keumalahayatii dan Laskar Inong balleenya. Karena cinta terhadap tanah air, Keumalahayati rela bertaruh nyawa dalam sebuah pertempura untuk mengusir Cornelis dan Federick De Houtman," katanya.

Menurut Rifnu, panggung drama musikal Keumalahayati kali ini akan menyajikan permainan semua multimedia ekspresi seni dalam satu panggung, yang dilengkapi konsep musikal utuh dengan aria, libretto dan recetativo, ditambah tarian tradisi kontemporer. Tayangan multimedia yang ditawarkan menjadi estetika visual, tidak hanya sekadar tempelan.

"Pentas berbasis seni tari dan musik tradisi Aceh dikemas secara modern ini akan memperlihatkan peran inong balee yang dimainkan para penari dari GCN yang memuculkan tiga tarian khas Aceh dalam koreografi baru yakni tari ranup lampuan, rencong dan ratoh kipah," katanya.

Dijelaskan olehRifnu ketiganya merupakan tarian penting di Aceh, dan masing-masing punya makna berbeda. Tari rencong misalnya, bercerita tentang semangat perempuan Aceh dalam memperjuangkan nilai hakiki kehidupan serta martabat dan keagungan manusia sebagai mahluk Tuhan.

"Di atas panggung, kekuatan GCN sebagai sebuah kelompok tari, bakal terlihat sangat menonjol, terutama pada bagian dimunculkan perang kolosal yang dimainkan dalam koreografi tari apik di tengah kostum Aceh berwarna hitam," tutupnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top