Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Korporasi - Perseroan Menawarkan Harga IPO 210 Rupiah Per Saham

Saham MD Pictures Diminati Pembeli Siaga

Foto : Koran Jakarta/M Fachri

PAPARAN PUBLIK - Direktur Utama PT. MD Pictures, Tbk Manoj Punjabi (kanan) berbincang dengan Direktur Keuangan Venkatachari Soundratarajan (kiri) dan Direktur Shania Punjabi (tengah) usai paparan publik Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) Saham di Jakarta, pekan lalu (13/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perusahaan studio perfilman, PT MD Pictures Tbk, akan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebanyak 1,98 miliar saham ke publik. Harga IPO dipatok 210 rupiah, sehingga dana segar yang akan dihimpun Perseroan sebesar 416 miliar rupiah.

Dana hasil penerbitan IPO seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja, di antaranya untuk membiayai penambahan produksi film, kontrak ekslusif (lock up) dengan artis dan sutradara, pengembangan HAKI, serta pengembangan film animasi.

Selain melepas saham ke publik, Perseroan juga menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi Mandatory Convertible Bond (MCB) senilai 25 miliar rupiah atau sebanyak 119,04 juta saham biasa atas nama. Saham yang ditawarkan Perseroan adalah sebanyak 19,45 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan konversi MCB.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT NH Korindo Sekuritas Indonesia. Masa penawaran awal pada 11-17 Juli 2018. Tanggal efektif diharapkan pada 23 Juli 2018. Masa penawaran umum pada 25-31 Juli 2018. Perkiraan tanggal penjatahan pada 2 Agustus 2018. Pendistribusian saham dan refund secara elektronik diperkirakan pada 6 Agustus 2018.

Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Agustus 2018. Associate Director of Equity NH Korindo Sekuritas Indonesia, Dedy Effian, mengatakan saham Perseroan akan dijual ke investor lokal dan asing. Saat ini pihaknya telah melakukan free marketing dan peminatnya cukup banyak, bahkan saat ini sudah ada pembeli siaga (standby buyer) yang akan menyerapnya.

"Untuk pembeli siaganya up to 60-70 persen dan ada lokal dan asing. Persentasenya antara lokal dan asing masing-masing 50 persen," ungkap dia, di Jakarta, pekan lalu (13/7). Dia menjelaskan, untuk pembeli siaga ada dua, yakni investor institusi asing dan lokal. Kendati demikian, pembeli siaga ini di luar investor yang akan menyerap MCB.

Kemungkinan investor asing yang akan menyerap IPO Perseroan ada juga yang berasal dari negeri ginseng, yakni Korea. Menurut Dedy, intinya untuk pembeli siaga sebenarnya sudah full masuk dan tinggal memilih mana yang cocok. "Ia (MD Pictures) sedang direbutin oleh pembeli siaga. Mereka sudah komitmen tinggal mana saja yang ditunjuk dan bisa diajak kerja sama dalam beberapa tahun ke depan.

Istilahnya, mau di-lock berapa tahun," jelas dia. Terkait penetapan satu harga, menurut Dedy, hal ini disebabkan adanya pembeli siaga. Namun, kuncinya ada dikesepakatan MCB.

Struktur Unik

Sementara itu, Associate Director of Investment Banking NH Korindo Sekuritas Indonesia, Gautama, menuturkan valuasi harga IPO mencerminkan price earning ratio (PER) sebesar sembilan kali.

Struktur penawaran saham MD Pictures tergolong unik karena bisnisnya mencakup produksi film dan properti investasi yang nilainya cukup besar, yakni MD Place dan Studio 7 dengan valuasi aset satu triliun rupiah. "Sudah dilakukannya free marketing dan respons dari investor cukup besar. Apalagi industrinya terbilang unik berbeda dengan industri lainnya yang tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi perekonomian," ucap Gautama.

Jika dibandingkan dengan perusahaan film internasional seperti 20th Century Fox yang memiliki PER 15-22 kali, valuasi MD Pictures cukup menarik. Sedangkan Direktur Utama MD Pictures, Manoj Punjabi, menuturkan Perseroan berencana memproduksi film internasional di Hollywood dengan anggaran lima juta dollar AS.

MD Pictures juga akan menyisihkan dana sekitar satu juta dollar AS untuk membentuk perusahaan patungan dengan investor asal Tiongkok dan Korea Selatan untuk menembus pasar film di kedua negara tersebut. "Kepemilikan saham masing-masing pihak pada perusahaan patungan ini adalah sepertiga," ujar Manoj.

Adapun untuk tahap awal, perusahaan patungan tersebut akan memproduksi dua film, yakni satu film animasi dan satu film bergenre horor. Pada tahun ini, Perseroan menargetkan dapat memproduksi 15 film bioskop atau meningkat sekitar 50 persen dibandingkan 2017 sebanyak 10 film. Sekadar informasi, hingga Juli 2018, Perseroan telah merilis delapan film.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top