Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Saatnya Yogya dan Solo Bangkitkan "Ruh Sutan Agungan," dan Lupakan Politik Adu Domba Belanda

Foto : Istimewa

Ilustrasi Sultan Agung.

A   A   A   Pengaturan Font

Dialog ini adalah sebuah rintisan awal yang diharapkan bisa dikembangkan pada momentumCatur-Sagatrayang digagas Dinas Kebudayaan (Kundha kabudayan). Menjadi rangkaian kegiatan dalam perjalananan mewujudkan Pusat Studi Mataram. Melibatkan ahli trans disiplin dari kampus-kampus yang ada di Yogyakarta dan Surakarta. Bertujuan untuk menyatukan kembali "Semangat Mataram". Dalam rangka menyongsong terbangunnyaTrah Agung Mataram yang kumawulasebagaibinding powerKota Kembar "Surakarta-Ngayogyakarta".

"Kita banyak sekali budaya-budaya, salah satunya aksara. Menjadi PR kita bersama, PR yang selalu jadi tugas adalah bagaimana kemudian memaknai budaya itu sendiri, yang sekarang rupanya di generasi muda ini, banyak sekali dilupakan," ungkap GKR Mangkubumi dikutip dari rilis pers Pemda DIY, Kamis (24/6).

Menurut Gusti Mangkubumi, Keraton Yogyakarta, Kasunanan Surakarta serta Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten Paku Alaman merupakan pusat museum hidup kebudayaan Jawa.

Tidak hanya menjadi tempat tinggal semata, empat Istana Jawa ini juga menjadi kiblat perkembangan budaya Jawa. Oleh karenanya, menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat soal budaya yang dimiliki merupakan upaya yang terus dilakukan.

Mewujudkan kerajaan sebagai Pusat Kebudayaan Jawa dengan melestarikan seni tari, membangun perpustakaan/museum berbasis digital, menggelar pertunjukkan budaya dengan konsep masa kini, adalah beberapa hal yang dilakukan untuk menjaga nilai yang melekat di dalamnya. Sehingga bisa membangkitkan minat generasi muda pada warisan budaya sendiri.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top