Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Saat Jenderal Besar Murka

Foto : Istimewa

Jenderal Sudirman.

A   A   A   Pengaturan Font

Jenderal Sudirman marah besar, karena agresi Belanda sama saja dengan pengkhianatan terhadap perjanjian gencatan senjata yang disepakati Belanda dengan pihak republik.Marahnya sang jenderal bukan lagi marah biasa. Tapi sudah jadi murka.

Karena setelah itu, sumpah serapah kepada tentara Belanda pun keluar dari mulutnya. Bagi sang jenderal besar soal membela negara adalah harga mati. Bahkan saat dilantik jadi panglima tentara, dalam sumpahnya, Jenderal Sudirman menegaskan akan melindungi negara sampai titik darah penghabisan.

Meski marah besar, Jenderal Sudirman masih berpikir jernih. Ia tak langsung memutuskan langkah sendiri. Tapi kemudian mengutus salah satu ajudannya, Soepardjo Rustam menghadap Presiden Soekarno di istana. Presiden adalah panglima tertinggi. Jenderal Sudirman tak mau melangkahi Presiden untuk mengambil tindakan sendiri.

Kepada Soepardjo Rustam, ajudannya, Jenderal Sudirman berpesan untuk menyampaikan situasi genting yang terjadi. Dan berharap Presiden langsung mengeluarkan perintah kepada dirinya untuk melawan Belanda.

Tapi karena Soepardjo Rustam tak kunjung kembali. Jenderal Sudiman pun dengan dipapah Cokropranolo, memutuskan pergi sendiri ke istana menghadap pada Presiden. Sejarah pun mencatat, Jenderal Sudirman memutuskan untuk keluar Yogyakarta memilih berperang lewat jalan gerilya. Sementara Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditahan Belanda.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top