Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Russia, Iran, dan Tiongkok Berusaha Pengaruhi Pemilu AS

Foto : istimewa

Beberapa warga negara AS secara sadar membantu pemerintah asing menyebarkan, mempromosikan, dan menambah kredibilitas pada narasi yang melayani kepentingan aktor asing.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Kantor Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS), pada hari Senin (29/7), mengatakan, Russia, Tiongkok dan Iran, merekrut orang AS untuk menyebarkan propaganda yang memajukan kepentingan mereka menjelang pemilihan presiden AS.

"Beberapa warga negara AS secara sadar telah membantu pemerintah asing menyebarkan, mempromosikan, dan menambah kredibilitas pada narasi yang melayani kepentingan aktor asing," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional AS dalam pembaruan terbarunya tentang keamanan pemilu.

"Warga negara AS lainnya telah ditipu untuk membantu aktor asing," tambah laporan tersebut.

Dikutip The Straits Times, meskipun pejabat intelijen, yang memberikan keterangan kepada wartawan sebagian besar dengan syarat anonim pada tanggal 29 Juli, tidak menyebut nama-nama kandidat presiden AS, komentar mereka memperjelas mereka yakin Russia sedang mencoba membantu calon dari Partai Republik Donald Trump, sementara Iran berusaha melemahkan pencalonannya.

Menurut laporan tersebut, khususnya, para agen Russia telah berupaya membangun dan menggunakan jaringan "tokoh-tokoh" AS dan Barat untuk "menciptakan dan menyebarluaskan narasi yang pro-Russia".

"Para aktor ini berupaya mendukung calon presiden selain memengaruhi hasil pemilihan kongres, merusak kepercayaan publik terhadap proses pemilihan, dan memperburuk perpecahan sosial politik," kata kantor intelijen tersebut.

Badan intelijen AS menemukan Russia berupaya mendukung Trump pada tahun 2016 dan 2020. "Tuduhan tersebut tidak masuk akal," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan pada 30 Juli, seperti dilaporkan kantor berita Interfax.

Mempengaruhi Pemilu

Mengenai Iran, seorang pejabat AS mengatakan Iran ingin mempengaruhi pemilu seperti yang dilakukannya pada tahun 2020, setelah Trump membatalkan kesepakatan nuklir internasional dengan Teheran dan menjatuhkan sanksi berat terhadap Republik Islam tersebut.

"Iran tidak terlibat dalam tujuan atau aktivitas apa pun yang ditujukan untuk memengaruhi pemilu AS," kata seorang perwakilan Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pernyataan tertulis pada 29 Juli.

"Sebagian besar tuduhan tersebut dicirikan oleh operasi psikologis yang dirancang untuk secara artifisial meningkatkan kampanye pemilu."

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian mengatakan dalam jumpa pers rutin di Beijing bahwa negaranya tidak pernah dan tidak akan pernah mencampuri pemilihan presiden AS.

"Pihak AS tidak boleh menyebarkan disinformasi untuk menjelekkan Tiongkok dan tidak boleh menjadikan Tiongkok sebagai isu dalam pemilu AS," ujarnya.

Menurut para pejabat, upaya pembunuhan mantan presiden Trump dan keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pencalonannya telah menjadi bahan bakar dalam narasi pengaruh yang berusaha merusak proses pemilu.

Mereka menolak berkomentar ketika ditanya apakah ada orang yang terkait dengan kampanye presiden AS atau anggota parlemen AS yang secara sadar membantu Russia melakukan operasi pengaruh.

Badan intelijen AS telah mengamati adanya alih daya yang dilakukan Kremlin kepada firma pemasaran dan hubungan masyarakat untuk membentuk opini publik di AS, kata seorang pejabat di Kantor Direktur Intelijen Nasional.

Menurut pejabat AS, Moskow memanfaatkan firma-firma yang berbasis di Russia yang mengandalkan pengaruh dan memiliki keterampilan untuk mempersulit upaya penelusuran kembali ke sumbernya serta lebih cekatan dan memiliki lebih sedikit hambatan birokrasi daripada lembaga pemerintah.

Firma-firma tersebut telah menciptakan platform pengaruh yang secara diam-diam melibatkan warga Amerika Serikat dan menyesuaikan konten sambil menutupi keterlibatan Russia.

Dua perusahaan Russia dijatuhi sanksi oleh pemerintah AS pada awal tahun 2024 karena membuat situs web palsu yang dirancang untuk menyamar sebagai organisasi media pemerintah di Eropa. Tidak jelas apakah perusahaan-perusahaan ini termasuk di antara yang disebutkan oleh para pejabat tersebut.

"Juga pemerintah Tiongkok telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di Tiongkok untuk meningkatkan operasi pengaruh terselubungnya, termasuk untuk membuat konten yang lebih efisien yang terhubung dengan khalayak lokal," kata pejabat tersebut, tapi menolak menyebutkan nama perusahaan yang terlibat.

Meskipun Tiongkok tidak berupaya memengaruhi hasil pemilihan presiden, pejabat AS mengatakan, ada kemungkinan aktor yang terkait dengan Beijing akan mencoba merendahkan kandidat yang dianggap mengancam kepentingan inti Tiongkok. Salah satu pejabat mengatakan hal ini terjadi dalam beberapa pemilihan paruh waktu pada tahun 2022, yang melibatkan anggota dari kedua partai politik.

"Pada saat yang sama, para aktor berpengaruh yang berafiliasi dengan Tiongkok terus menggunakan media sosial untuk menebar perpecahan di AS dan menggambarkan demokrasi sebagai negara yang kacau," kata pejabat tersebut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top