Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Pemimpin Militer Russia dan AS Bahas Situasi di Ukraina via Telepon

Russia Gencarkan Serbuan ke Donbas

Foto : AFP/Sergei CHUZAVKOV 

Anak-anak Ukraina l Dua orang anak Ukraina bermain perang-perangan di Desa Stoyanka, Kyiv, saat masih berlangsungnya invasi Russia pada Kamis (19/5). Setelah berhasil menguasai Mariupol, pasukan Russia menggencarkan serangan ke wilayah Donbas di Ukraina timur.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Pasukan Russia terus meningkatkan serangan mereka ke wilayah Donbas, Ukraina timur, dengan menggunakan artileri, peluncur roket dan pesawat, untuk merusak garis pertahanan di sekitar Donetsk. Hal itu disampaikan oleh staf umum Ukraina pada Jumat (20/5).

"Musuh melakukan penembakan artileri besar-besaran terhadap infrastruktur sipil, termasuk beberapa peluncur roket," kata staf itu dalam sebuah pernyataan.

Sedangkan menurut Kementerian Pertahanan Russia menyatakan serangan misilnya telah menghancurkan senjata artileri, depot amunisi, dan sistem misil antipesawat di Donetsk serta di kawasan Mykolaiv, Ukraina selatan.

Gubernur regional Serhiy Gaidai menyatakan bahwa serangan Russia di Luhansk telah menewaskan 13 warga sipil selama 24 jam terakhir.

Donetsk dan Luhansk adalah dua wilayah di dalam kawasan industri Donbas. Baru-baru ini Russia memfokuskan serangannya ke Donbas, sebuah wilayah berbahasa Russia yang sebagian telah dikuasai oleh separatis pro-Kremlin sejak 2014, setelah mengamankan kota pelabuhan di selatan, Mariupol.

Sejak menarik serangannya dari ibu kota Ukraina, Kyiv, pasukan Russia mengerahkan artilerinya untuk mencoba merebut lebih banyak wilayah di Donbas.

"Serangan terbaru Russia di Donbas, telah mengubah wilayah timur menjadi neraka," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dalam pidato pada Kamis (19/5) malam.

Zelenskyy juga menuduh pasukan Russia berusaha membunuh sebanyak mungkin warga Ukraina dan melakukan kerusakan sebanyak mungkin, mengulangi tuduhannya bahwa Russia melakukan genosida.

"Para penjajah mencoba memberikan lebih banyak tekanan. Di sana mirip neraka dan saya tidak berlebihan," kata Zelenskyy. "Terjadi jugaserangan terus-menerus di wilayah Odessa, di kota-kota di Ukraina tengah. Namun Donbas benar-benar hancur," imbuh dia.

Sebelumnya pada Kamis (19/4) Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa pasukan Russia telah mencegah warga sipil di Donbas melarikan diri ke wilayah yang dikuasai Ukraina.

Gubernur regional juga melaporkan bahwa di Severodonetsk, 12 orang tewas dan 40 lainnya terluka ketika pasukan Russia menembaki kota itu. Severodonetsk dan Kota Lysychansk, merupakan kantong perlawanan Ukraina terakhir di wilayah di zona perang Donbas.

Pasukan Russia telah mengepung dan membombardir kedua kota itu untuk melemahkan perlawanan dan membuat penduduk kekurangan pasokan.

Presiden Zelenskyy dalam pidatonya pada Kamis menggambarkan pemboman Severodonetsk sebagai hal yang brutal dan sama sekali tidak ada gunanya.

Pertemuan Militer

Sementara itu dari Moskwa dilaporkan bahwa Kepala Staf Militer Russia, Valery Gerasimov, telah membahas situasi di Ukraina dengan ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Mark Milley, dalam panggilan telepon pada Kamis.

"Diskusi itu diadakan atas inisiatif pihak Amerika," kata Kementerian Pertahanan Russia dalam sebuah pernyataan. "Masalah kepentingan bersama dibahas, termasuk situasi di Ukraina," imbuh kementerian itu.

Russia memulai apa yang disebutnya operasi militer khusus pada 24 Februari, yang bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Namun bagi negara-negara Barat menyebut langkah Moskwa ini sebagai perang dan mereka telah menjatuhkan sanksi berat sebagai tanggapan.

Aksi militer Russia ke Ukraina tersebut sejauh ini telah menyebabkan ribuan orang tewas dan terluka, serta memaksa lebih dari 5,7 juta orang mengungsi dari Ukraina. ST/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top