Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Teroris

Russia Gelar Hari Berkabung Nasional atas Serangan di Gedung Konser Moskwa

Foto : AFP/STRINGER

Sepasang suami istri mengunjungi tugu peringatan darurat di Simferopol, Krimea, Minggu (24/3) saat Russia memperingati hari berkabung nasional setelah pembantaian di Moskwa yang menewaskan lebih dari 130 orang.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Russia, pada Minggu (24/3), menurunkan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung setelah sejumlah orang ditembak mati dengan senjata otomatis di sebuah konser musik di luar Moskwa, serangan paling mematikan di Russia selama dua dekade.

Dikutip dari The Straits Times, Presiden Vladimir Putin mendeklarasikan hari berkabung nasional setelah berjanji untuk melacak dan menghukum semua orang yang berada di balik serangan tersebut, yang menyebabkan 133 orang tewas, termasuk tiga anak-anak, dan lebih dari 150 orang terluka.

"Saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan tulus kepada semua yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Seluruh negara dan seluruh rakyat kami berduka bersama Anda," kata Putin dalam pidatonya pada tanggal 23 Maret, yang merupakan komentar publik pertamanya mengenai serangan itu.

Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan pada tanggal 22 Maret, namun Putin belum secara terbuka menyebut kelompok militan tersebut terkait dengan para penyerang, yang menurutnya mereka dibawa oleh "pihak Ukraina" untuk melintasi perbatasan.

Ukraina telah berulang kali membantah terlibat dalam serangan tersebut, dan Putin juga menyalahkan "terorisme internasional".

Masyarakat meletakkan bunga di Balai Kota Crocus, gedung konser berkapasitas 6.200 kursi di luar Moskwa, tempat empat pria bersenjata menyerbu masuk pada 22 Maret, tepat sebelum grup rock era Soviet, Picnic, membawakan lagu hit mereka, Afraid of Nothing.

Orang-orang tersebut menembakkan senjata otomatis dalam waktu singkat ke arah warga sipil yang ketakutan dan berteriak-teriak dalam hujan peluru.

Serangan Mematikan

Itu adalah serangan paling mematikan di wilayah Russia sejak pengepungan sekolah Beslan tahun 2004, ketika militan Islam menyandera lebih dari 1.000 orang, termasuk ratusan anak-anak.

Orang-orang mengantre panjang di seluruh Moskwa pada tanggal 23 Maret untuk mendonorkan darah. Di kota Voronezh di barat daya, orang-orang meletakkan bunga dan menyalakan lilin di sebuah monumen untuk anak-anak yang tewas di sana dalam pemboman Perang Dunia II, sebagai bentuk solidaritas terhadap mereka yang tewas dalam serangan di dekat Moskwa.

"Kami, seperti seluruh negara, mendukung Anda," kata Gubernur wilayah Voronezh, Alexander Gusev, melalui aplikasi pesan Telegram.

Putin mengatakan 11 orang telah ditahan, termasuk empat pria bersenjata, yang melarikan diri dari gedung konser dan menuju wilayah Bryansk, sekitar 340 kilometer barat daya Moskwa.

"Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, yang menurut data awal, sebuah celah telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara," kata Putin.

Dinas Keamanan Federal Russia atau Federal Security Service (FSB) mengatakan orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina dan ditangkap di dekat perbatasan.

Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, yang memicu perang besar di Eropa setelah delapan tahun konflik di Ukraina timur antara pasukan Ukraina di satu pihak dan pihak Ukraina yang pro Russia serta proksi Russia di pihak lain.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan upaya Putin dan "preman lain" untuk mengalihkan kesalahan adalah hal yang biasa.

Dalam rekaman video yang dipublikasikan oleh media Russia dan saluran Telegram yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin, salah satu tersangka mengatakan dia ditawari uang untuk melakukan serangan itu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top