Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Resolusi PBB I 193 Negara Anggota PBB Meminta Operasi Militer Russia Diakhiri

Russia Dituntut Segera Akhiri Invasi di Ukraina

Foto : ANTARA/FAUZAN

80 WNI DARI UKRAINA TIBA DI INDONESIA I Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Ukraina tiba di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (3/3). Sebanyak 80 WNI dan tiga WNA tiba di Indonesia setelah dievakuasi dari Ukraina dan selanjutnya ke Rusun Pasar Rumput untuk menjalani karantina kesehatan.

A   A   A   Pengaturan Font

» Masyarakat dunia ingin agar penderitaan yang dialami oleh korban dari serangan di Ukraina tersebut segera berakhir.

» Menlu AS memastikan akan meminta pertanggungjawaban atas tindakan Russia yang mengorbankan warga sipil.

NEW YORK - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Rabu (2/3) waktu setempat, telah mengeluarkan sebuah resolusi yang menuntut Russia untuk segera mengakhiri invasi mereka di Ukraina.

Presiden Majelis Umum PBB, Abdullah Shahid, menegaskan bahwa resolusi tersebut menuntut agar Russia segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina dari dalam perbatasan yang diakui secara internasional.

"Saya bersama dengan negara-negara anggota ingin menyuarakan kekhawatiran kami terhadap laporan tentang serangan di sejumlah fasilitas sipil, seperti permukiman, sekolah, dan rumah sakit, serta serangan terhadap warga sipil, termasuk perempuan, lansia, dan penderita disabilitas serta anak-anak," kata Shahid seperti dikutip dari teks yang dibacakan pada Rabu yang dilaporan di situs resmi PBB.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterrres, melalui akun Twitter resminya, Rabu, mengatakan resolusi Majelis Umum PBB itu mencerminkan kebenaran yang sesungguhnya.

Berdasarkan data tentang negara-negara anggota PBB yang memberikan suaranya dalam resolusi tersebut, 193 negara anggota tercatat mendukung agar operasi militer Russia di Ukraina segera diakhiri.

Sementara itu, lima negara anggota memilih untuk menolak resolusi dan 34 memilih abstain. "Masyarakat dunia ingin agar penderitaan yang dialami oleh korban dari serangan di Ukraina tersebut segera berakhir," kata Guterres.

Oleh karena itu, dia bertekad dengan segala daya upayanya untuk berusaha menghentikan aksi permusuhan yang terjadi dan mengupayakan negosiasi darurat demi terciptanya perdamaian di Ukraina.

"Saya akan terus melakukan segala daya upaya untuk menghentikan permusuhan dan mengupayakan negosiasi dengan segera sehingga perdamaian segera terwujud," kata Guterres.

AS Apresiasi RI

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Wendy R Sherman, berterima kasih kepada pemerintah Indonesia karena turut mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Ukraina.

Apresiasi itu disampaikan Sherman saat berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, pada Rabu (2/3), seperti disampaikan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Kamis (3/3).

Dalam pembicaraan tersebut, Sherman mengecam serangan Russia yang direncanakan, tidak beralasan, dan tidak dibenarkan terhadap Ukraina.

Target Warga Sipil

Sementara itu, Kantor PBB untuk HAM dari Jenewa, pada Rabu (2/3), mengonfirmasikan sejak invasi Russia ke Ukraina hingga 1 Maret 2022 telah menewaskan 227 warga sipil dan 525 yang terluka.

Dari Washington, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa serangan Russia memusnahkan target nonmiliter, namun tidak langsung menuding Moskwa sengaja menargetkan warga sipil. "Kami memantau secara saksama apa yang terjadi di Ukraina saat ini, termasuk apa yang terjadi pada warga sipil. Kami mempertimbangkan itu, kami mendokumentasikannya dan kami ingin memastikan, salah satunya bahwa ada pertanggungjawaban atas itu (semua)," kata Blinken kepada media seperti dikutip dari Reuters.

Lebih lanjut, Kantor PBB untuk HAM mengatakan bahwa sebagian besar korban disebabkan oleh penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncur roket multiple serta serangan udara. Akibatnya, area terdampak pun meluas.

Pihaknya mengaku yakin bahwa jumlah korban tewas sesungguhnya dalam konflik kedua negara itu jauh lebih banyak, terutama di wilayah kekuasaan pemerintahan, karena laporan di sejumlah area pertempuran sengit tertunda.

Invasi Russia sendiri hingga saat ini belum mencapai target Presiden Vladimir Putin yang ingin menggulingkan pemerintahan Ukraina.

Namun, invasi tersebut telah membuat lebih dari 870 ribu penduduk Ukraina menyelamatkan diri dengan mengungsi ke negara-negara tetangga mereka. Invasi juga ikut mengguncang ekonomi global karena negara-negara, terutama AS dan sekutunya serta perusahaan multinasional antre mengisolasi Moskwa.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top