Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Diplomatik - Austria Berbeda Sikap dengan Uni Eropa

Russia Balas Usir 60 Diplomat Amerika

Foto : ISTIMEWA

Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Russia

A   A   A   Pengaturan Font

Mosk wa - Pemerintah Russia memanggil Duta Besar Amerika Serikat di Moskwa, John Huntsman, dan menginformasikan pengusiran 60 diplomat AS dari negara itu pada Kamis (29/3) waktu setempat. Russia memberi tenggat waktu bagi para diplomat AS itu hingga 5 April 2018 untuk meninggalkan negara Russia.

"Duta besar AS untuk Russia telah dipanggil ke kantor kementerian dan deputi saya, Sergei Ryabkov, sedang menjelaskan kepadanya langkah balasan (tit for tat) terhadap AS," kata Menteri Luar Negeri Russia, Sergey Lavrov, kepada pers, Kamis ( 29/3) waktu setempat. Langkah diplomatik ini merupakan balasan atas pengusiran diplomat Russia dari AS pada pekan lalu pasca-insiden penyerangan bekas intelijen ganda Russia, Kolonel Sergei Skripal, di Inggris pada awal Maret 2018.

Lavrov mengatakan jumlah diplomat AS yang diusir sama dengan jumlah diplomat Russia, yang juga telah diusir dari AS. "Perwakilan AS harus segera keluar dari gedung kantor konsulat jenderal di St. Petersburg paling lambat 31 Maret 2018," begitu pernyataan Kemenlu Russia. Rusia menutup kantor konsulat AS di St. Petersburg seperti penutupan kantor konsulatnya di Seattle oleh pemerintah AS.

Mengenai ini, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan singkat, Jumat (30/3). "Respons Russia sudah diantisipasi dan AS akan menanganinya." Langkah resiprokal Russia ini dianggap mencontoh secara persis tindakan yang dilakukan pemerintah Barat. Ini menunjukkan Russia tidak berupaya meningkatkan ketegangan kedua belah pihak.

Pengusiran para diplomat ini, yang dua di antaranya merupakan staf, sebagai pukulan balik Russia terhadap AS. Kondisi ini mengingatkan pada era Perang Dingin saat blok Barat dan Uni Soviet, yang telah bubar, saling mengusir diplomat masing-masing karena berbagai insiden dan perbedaan ideologi politik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, menyalahkan Russia atas tindakan balasannya ini. "Ini jelas menunjukkan Russia tidak tertarik melakukan dialog mengenai isu yang penting bagi kedua negara," kata Nauert. "Russia semakin mengisolasi dirinya pascapenyerangan senjata kimia di Inggris." tegas Nauert.

Memilih Netral

Gelombang pengusiran terhadap diplomat Russia di sejumlah negara memang masih terjadi. Hingga kini telah ada sekitar 27 negara di seluruh dunia yang mengumumkan akan mengusir agen intelijen Moskwa. Setidaknya telah ada 151 diplomat Russia yang harus segera meninggalkan negara tempatnya bertugas dan kembali ke Moskwa.

Ini menjadikan gelombang pengusiran yang terbesar yang dialami negara itu sejak era Perang Dingin. Setelah AS, Kanada, Ukraina, Norwegia, Albania, dan 16 negara anggota Uni Eropa mengumumkan pengusiran terhadap diplomat Russia pada Senin (26/3), sehari kemudian Australia, Belgia, Irlandia, Moldova, dan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan hal serupa.

Tapi, Austria memilih sikap berbeda. Walaupun menjadi anggota Uni Eropa ( UE), Australia memilih sikap netral. Juru bicara pemerintah Peter Launsky- Tieffenthal berujar, Wina tidak akan mengambil tindakan di level nasional. Artinya, mereka tidak akan mengusir diplomat Russia. "Austria merupakan negara netral, dan menjadi jembatan antara Timur dan Barat," ujar Launsky- Tieffenthal.

AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top