Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perjanjian Nuklir l AS Tolak Usulan Resolusi dari Moskwa untuk Selamatkan INF

Russia Ajukan Draft Resolusi PBB

Foto : AFP /Kirill KUDRYAVTSEV

Vladimir Putin

A   A   A   Pengaturan Font

Langkah Russia untuk menyelamatkan perjanjian INF lewat pengajuan rancangan resolusi PBB, telah ditolak AS. Alasan penolakan AS yaitu karena rancangan resolusi itu sudah terlambat untuk disesuaikan dengan agenda Komisi Perlucutan Senjata PBB.

NEW YORK - Russia diwartakan telah mengusulkan rancangan resolusi ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Adapun rancangan resolusi PBB ini bertujuan untuk menyelamatkan Perjanjian Nuklir Misil Jarak Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty/INF) setelah pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) menyatakan akan menarik AS dari perjanjian itu.

Informasi itu disampaikan oleh narasumber diplomatik dari Russia yang enggan disebut jati dirinya.

"Komunitas internasional memiliki kewajiban untuk merespons situasi yang berpotensi menyebabkan kiamat di dunia ini," kata diplomat Russia itu pada Kamis (25/10). "Rancangan resolusi diambil dari serangkaian resolusi yang telah dikabulkan oleh Majelis Umum PBB, dengan tujuan untuk memperkuat kelangsungan perjanjian itu," imbuh dia.

Jika rancangan resolusi ini dikabulkan, maka akan memungkinkan terjadinya diskusi antara Russia dan AS harus dilakukan agar terjalin kerja sama dari dua negara tersebut untuk membangun kerangka perjanjian.

"(Resolusi) ini bisa memungkinkan kami untuk menyelamatkan dan menegaskan kembali dua pihak untuk bertanggung jawab atas implementasi dari resolusi tersebut," ucap narasumber diplomat Russia itu.

Ditambahkan oleh diplomat itu bahwa Moskwa menganggap menyelamatkan perjanjian nuklir itu amat penting demi dikuranginya persenjataan nuklir dan ia meminta agar seluruh negara anggota PBB mempertimbangkan rancangan resolusi itu.

Berdasarkan keterangan dari seorang narasumber di PBB, AS telah menolak rancangan resolusi yang digagas Russia dengan alasan sudah terlambat untuk disesuaikan dengan agenda Komisi Perlucutan Senjata PBB.

"Washington DC telah mengkritik Moskwa karena telah menyampaikan resolusi itu di media Russia, sebelum negara anggota PBB melihatnya," kata narasumber di PBB itu.

Perjanjian INF mengatur larangan persenjataan misil nuklir dengan jangkauan 500 hingga 5.000 kilometer. Akhir pekan lalu, Trump menyatakan AS akan keluar dari perjanjian itu dan menuding bahwa Russia telah melanggar perjanjian itu selama beberapa tahun terakhir.

Menyikapi tudingan AS itu, para petinggi di Moskwa menyebut bahwa AS telah melakukan pelanggaran dalam perjanjian. Sementara itu Presiden Russia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa putusan AS untuk menarik diri dari perjanjian INF bisa memicu situasi yang amat berbahaya.

Terkait upaya untuk menyelamatkan perjanjian INF, Presiden Putin dan Presiden Trump, akan melakukan pertemuan tatap muka di Paris, Prancis, pada 11 November mendatang, Kedua pemimpin negara adikuasa itu akan berada di Prancis untuk menghadiri peringatan seabad berakhirnya Perang Dunia I.

Respons Putin

Pada saat bersamaan, Presiden Putin mengatakan bahwa negaranya akan membuat senjata tanpa bisa ditandingi oleh siapapun di dunia ini. Pernyataan Putin itu untuk merespons putusan AS keluar dari perjanjian INF.

"Russia tidak mengancam siapa pun dan telah secara tegas berpegang pada kewajibannya di bidang keamanan internasional dan pengawasan senjata," pungkas Putin seraya menambahkan bahwa saat ini Russia akan dimodernisasi untuk melindungi diri dari potensi ancaman luar.
AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top