Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rusia: Pembatasan Harga Minyak Tak Berpengaruh pada Invasi ke Ukraina

Foto : VOA/Reuters

Kapal tanker minyak mentah Shun Tai terlihat berlabuh di terminal Kozmino di Teluk Nakhodka dekat kota pelabuhan Nakhodka, Rusia, 4 Desember 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

India memilih memprioritaskan kebutuhan energinya sendiri dan akan terus membeli minyak dari Rusia, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengisyaratkan hari Senin.

"Uni Eropa, sejak 24 Februari sampai 17 November [2022] telah mengimpor lebih banyak bahan bakar fosil dari Rusia dari pada gabungan 10 negara berikutnya. Saya akan memberi Anda perbandingan dengan India, impor minyak di Uni Eropa seperti enam kali lipat yang diimpor India," jelasnya.

Jaishankar menyampaikan hal itu setelah menggelar pertemuan dengan Menlu Jerman Annalena Baerbock yang sedang mengunjungi New Delhi untuk mendiskusikan hubungan bilateral kedua negara dan perang Rusia di Ukraina.

Sejauh ini India tidak berkomitmen terhadap pembatasan harga terhadap minyak Rusia. India dan Rusia sendiri memiliki hubungan yang dekat dan New Delhi tidak mendukung sanksi Barat terhadap Moskow, meski telah berulang kali mendesak agar "segera menghentikan kekerasan" di Ukraina.

Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan negaranya akan melanjutkan "kerja sama energi dalam semangat saling menghormati dan saling menguntungkan" dengan Rusia.

Ia lantas menepis pertanyaan apakah Tiongkok akan mempertimbangkan untuk bergabung dalam kesepakatan pembatasan harga minyak terhadap Rusia.

"Minyak adalah salah satu komoditas dunia dan sangat penting untuk memastikan keamanan pasokan energi dunia. Kami percaya bahwa semua pihak harus melakukan upaya konstruktif untuk mencapai tujuan ini," jelasnya.

Jumat (2/12) lalu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden "mendukung" kesepakatan Uni Eropa atas pembatasan harga minyak Rusia sebesar 60 dolar AS per barel.

"Terus terang, kami rasa 60 dolar AS per barel sudah tepat, dan kami pikir itu akan berdampak. Ini tentang keseimbangan. Tindakan ini bukan tentang menghilangkan pasokan minyak Rusia di pasar. Tindakan ini tentang menyeimbangkan permintaan dan pasokan, juga menyeimbangkan kebutuhan untuk membatasi kemampuan Putin untuk mendapatkan keuntungan," komentar Kirby.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, seperti dikutip oleh kantor berita Reuters, mengatakan bahwa Moskow tidak akan menjual minyaknya kepada negara-negara yang memberlakukan pembatasan harga, bahkan jika itu artinya harus memangkas produksi minyaknya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top