Rupiah Dibuka Melemah di Tengah Naiknya PMI Manufaktur AS
Foto : ANTARA/Muhammad Adimaja
Ilustrasi petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sementara, imbal hasil atau yield US Treasury (UST) turun sebesar 7 basis poin (bps) menjadi 4,18 persen. Investor terus mencermati berbagai indikator ekonomi AS untuk menilai waktu penurunan suku bunga kebijakan oleh bank sentral AS atau The Fed.
Di sisi lain, inflasi Indonesia pada Februari 2024 tercatat 0,37 persen month on month (mom), naik dari sebelumnya 0,04 persen mom. Secara tahunan inflasi naik menjadi 2,75 persen year on year (yoy) dari 2,57 persen yoy.
Baca Juga :
Rupiah Kian Tertekan Usai Libur Panjang
Menurut Josua, peningkatan inflasi terutama didorong oleh harga bahan pangan, terutama beras, cabai merah, dan telur.
Inflasi yang lebih tinggi meningkatkan ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan BI-Rate lebih lama untuk memitigasi risiko inflasi. Ekspektasi tersebut memberikan penguatan terhadap rupiah.
Baca Juga :
Waspadai Pelemahan Rupiah
Pekan lalu, rupiah terdepresiasi karena ketidakpastian di Tiongkok dan waktu penurunan suku bunga kebijakan The Fed. Rupiah melemah 0,67 persen week to week (wtw).
Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara
Komentar
()Muat lainnya