Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Nilai Tukar

Rupiah dalam Tren Melemah hingga Tahun Depan

Foto : ANTARA/Rivan Awal Lingga
A   A   A   Pengaturan Font

Dia menjelaskan, dari faktor eksternal pelemahan rupiah dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Padahal, The Fed bakal terus melakukan kebijakan pengetatan moneter hingga tahun depan. Artinya, faktor pemicu pelemahan rupiah dari The Fed itu tidak bisa bisa dikatakan bersifat temporer.

Setelah menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kali dalam tahun ini menjadi 2,00-2,25 persen pekan lalu, The Fed kemungkinan akan menaikkan bunga sekali lagi hingga akhir 2018, dan tiga kali lagi tahun depan, serta setidaknya sekali lagi pada 2020. Faktor eksternal kedua, lanjut Enny, adalah perang dagang.

Saat ini, trade war masih berlangsung, bahkan diprediksi terus berlangsung hingga tahun depan. "Artinya, faktor gejolak dari eskternal masih bisa terjadi sampai tahun depan," kata dia. Menurut dia, dari sisi internal yang patut diperhatikan adalah CAD. Masalahnya, untuk menekan CAD menjadi surplus tidak bisa dilakukan dengan cepat atau dalam jangka pendek.

Sebab, kata Enny, sumber CAD bukan hanya dari neraca perdagangan, tapi ada juga defisit dari neraca modal. "Yang neraca perdagangan saja tidak mudah untuk langsung memanfaatkan pelemahan rupiah karena ekspor kita komoditas," tukas dia. Padahal, dengan adanya perang dagang, harga komoditas global diprediksi turun.

Artinya, sekalipun rupiah melemah dan banyak yang memprediksi bakal menaikkan ekspor, tetapi itu tidak mudah. Sedangkan dari pengendalian impor yang saat ini tengah berlangsung, menurut Enny, hal itu juga kurang memberikan manfaat signifikan. Sebab, pemerintah hanya mengendalikan barang-barang konsumsi yang kurang mempunyai dampak terhadap inflasi.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top