Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Periode Edo

Runtuh Karena Dipaksa Barat Membuka Perdagangan

Foto : AFP/ JIJI PRESS
A   A   A   Pengaturan Font

Masa periode Edo (1603 hingga 1868) yang diperintah oleh keshogunan Tokugawa menjadi masa inovasi dalam dunia intelektual. Sebelum 1600, Shinto dan Buddha merupakan agama dominan di Jepang, namun pada abad ke-17, Konfusianisme juga berpengaruh.

Konfusianisme berkembang di Tiongkok pada abad ke-5 SM, tetapi pada saat itu tidak lebih dari sistem etika yang berkaitan dengan bagaimana individu dan penguasa harus berperilaku. Namun, setelah penyebaran agama Buddha ke Tiongkok dari India pada abad ke-2 M, para intelektual Konfusius mulai mengembangkan seperangkat gagasan yang jauh lebih canggih.

Pada periode Dinasti Song (960-1279) pemikir seperti Zhu Xi (1130-1200) mengembangkan Neo-Konfusianisme, teori komprehensif tentang individu, masyarakat, dan alam semesta.

Sejak sekitar 1720, peningkatan populasi di Jepang berakhir dan tetap stabil pada sekitar 30 juta hingga akhir periode Edo. Sebagian karena orang memilih untuk memiliki anak lebih sedikit untuk mempertahankan standar hidup mereka.

Ini juga mencerminkan fakta bahwa dengan mengingat tingkat teknologi yang tersedia, populasi manusia telah mencapai batas ekologisnya. Jepang mengalami banyak kelaparan dan bencana alam lainnya yang menewaskan banyak orang. Situasi ekonomi yang memburuk ini mulai menekan sistem politik Tokugawa. Pada saat yang sama ancaman dari luar negeri terutama negara Barat sudah di depan mata.

Pada awal zaman Edo,bakufumampu mengusir sebagian besar orang Eropa karena tingkat teknologi di Jepang dan Eropa serupa. Sepanjang zaman Edo, pemerintah mewajibkan para pedagang Belanda di Nagasaki untuk memberikan laporan tentang kondisi di dunia luar. Juga, pada 1720-an,shogunkedelapan Tokugawa Yoshimune melonggarkan aturan tentang impor buku asing.

Terjemahan buku-buku ini menyebabkan berkembangnyarangakuatau "pembelajaran Belanda", yang melibatkan studi tentang ide-ide ilmiah Eropa. Untuk alasan ini, meskipun ada pembatasan kontak dengan negara asing, pemerintah tidak sepenuhnya mengetahui peristiwa yang terjadi di luar Jepang.

Namun, sejak akhir 1700-an, kapal-kapal asing mulai mengunjungi Jepang meminta agar negara itu terbuka untuk perdagangan. Semua tawaran ini ditolak. Namun Eropa pada akhir abad ke-18, terutama di Inggris mengalami Revolusi Industri. Mereka menemukan mesin uap, mengembangkan kereta api dan kapal bertenaga uap, termasuk menciptakan senjata yang lebih baik.

Pada 1853, orang Amerika Matthew Perry (1794-1858) memimpin satu skuadron kapal bertenaga uap yang dipersenjatai dengan senjata era industri ke Jepang dan menuntut agar negara itu terbuka untuk perdagangan. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top