Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Rumah Ini Punya Siapa?", Sastra Betawikah?

Foto : Antara
A   A   A   Pengaturan Font


Oleh karena itu, Fadjriah mestinya digolongkan sebagai "penulis Indonesia", bukan "penulis Betawi". Betawi dalam hal ini hanyalah menjadi asal-usul etnis, yang tidak pernah ia meminta untuk dilahirkan di situ dan tiada pula niat untuk keluar dari terungku etnisitas itu, kata Zen Hae.


Ia menyoroti cerpen-cerpen Fadjriah yang dianggapnya dikuasai warna murung kekalahan manusia dalam memperjuangkan hidup dan gagal menjadi yang terbaik. Cerita Fadjriah merupakan representasi dan pencitraan kembali tentang orang Betawi yang tertindas.


Selain itu, menurut Zen Hae, cerpen-cerpen Fadjriah juga masih dikuasai beban klise dan stereotipe yang mungkin didasari keinginannya untuk merawat hubungan mesra dengan pembaca.


"Fadjriah berbahaya karena terlalu banyak bermain di wilayah surealisme. Dia juga pengarang perempuan yang banyak menyuarakan penderitaan serta membiarkan kehancuran sebagai bagian dari cerita itu sendiri. Dia tidak berusaha untuk berkhotbah atau memberi nasihat. Dia tahu bagaimana cara mengakhiri cerita dan itulah sebabnya dia telah berjalan pada rel yang benar," kata Zen Hae.


Sementara itu, Yahya Andi Saputra dari Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), menyambut baik kehadiran Fadjriah sebagai pengarang perempuan beretnis Betawi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top