![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Ruang Relaksasi untuk Orang Dewasa
Komunitas Tabrak Warna mewadahi orang dewasa untuk relaksasi. Sebab orang dewasa membutuhkan ruang untuk menuangkan bakat kreatifnya.
Foto: DOK: TABRAK WARNASetiap orang tidak ada larangan untuk menggunakan berbagai warna pada berbagai obyek.
Ada kebebasan saat mewarnai gambar.Hal tersebut yang diusung oleh Komunitas Tabrak Warna, komunitas mewarnai yang mempersilahkan pesertanya untuk menuangkan warna sebebas-bebasnya.
"Warna daunnggakharus hijau, bunganggakharus merah. Semua ditabrak saja pasti hasilnya bagus," ujar Dian Vita Sukmaningrum, 40, Co Founder Komunitas Tabrak Warna yang ditemui dibilangan Setu Babakan, Jakarta Selatan, Selasa(16/1) sore.
Pewarnaan gambar yangmengacu pada bentuk real membuat ruang kreatif lebih terbatas. Padahal, kegiatan mewarnai adalah luapan kehendak hati ditambah rasa imajinatif.
"Sebenarnya, warna itu silahkan ditabrak saja sesuai kehendak hati. Nggakharus daun hijau dan bunga berwarna merah. Semua tergantung imajinasi kita tentang warna," ujar wanita yang pernah bekerja di sebuah bank pemerintah ini.
Dengan membebaskan pemberian warna, proses mewarnai menjadi kegiatan relaksasi bahkan untukstress release(pelepasan stres). Setiap orang tidak ada larangan untuk menggunakan berbagai warna pada berbagai obyek. Mereka bisa menggunakan warna-warna sesuai warna asli bendanya ataupun warna-warna yang bertolak belakang dengan warna asli.
Berbagai buku mewarnai yang beredar menjadi media untuk menorehkan warna pada obyek. Komunitas Tabrak Warna menggunakan buku-buku mewarnai untuk menuangkan imajinasi mewarnai. Terkadang, mereka menggunakan poster yang sudah ada gambarnya sebagai media mewarnai.
Obyek tidak selalu harus diwarnai secara penuh. Mewarnai dapat dilakukan hanya pada obyek-pbyek tertentu setelahnya kegiatan mewarnai dapat ditinggalkan untuk melakukan kegiatan yang lainnya.
"Di (Komunitas) Tabrak Warna, anjurannya kita mewarnai nggak harus satu halaman, tapi halaman satu bisa lanjut halaman dua," ujar dia. Mewarnai sekadar membangunmood, jikamoodsudah baik kegiatan mewarnai dapat ditinggalkan.
Komunitas Tabrak Warna merupakan komunitas mewarnai untuk dewasa di Indonesia. Sengaja, komunitas tersebut tidak mengikutsertakan anak-anak, karena mewarnai untuk anak-anak banyak dijumpai diberbagai tempat.
Komunitas ini mewadahi orang dewasa. Apalagi orang dewasa memerlukan relaksasi sertamembutuhkan ruang untuk menuangkan bakat kreatifnya.
Komunitas Tabrak warna didirikan oleh Tria Nurcahyati (37) dan Khalezza Hidayah (26). Awalnya, mereka menerbitkan buku mewarnai yang diberi judulMy Own World. Buku yang disebarkan di media sosial tersebut mendapat respons teman-teman lama.
"Mereka bilang mengingatkan pada masa kecil," ujar Khalezza. Dari tanggapan tersebut, Tria berinisiatif untuk membentuk komunitas. pada 17 Agustus 2015, Komunitas Tabrak Warna berdiri.
Berbagai kegiatan dilakukan oleh komunitas yang memiliki chapter di Malang, Bandung, Bali, Yogyakarta, Surabaya, Bogor selain Jakarta. Kegiatannya berupa Meet Ups atau mewarnai bersama-sama di suatu tempat, mewarnai di kampus-kampusdan Apel Mewarnai untuk setiap minggunya.
Apel mewarnai merupakan kegiatan mewarnai di rumah masing-masing lalu hasilnya akan diunggah melalui media sosial. Selain itu, mereka kerap diundang workshop ke berbagai instansi.din/E-6
Penyambung Komunikasi hingga Pelepas Kejenuhan
Siapa sangka, kegiatan mewarnai ternyata menjadi kegiatan yang menyengkan untuk orang-orang dewasa. Kegiatan yang dikenal sejak semasa kanak-kanak itu memberikan dampak positif di masa dewasa.
Dian Vita Sukmaningrum, 40, menjadi salah satunya. Mewarnai menjadi cara Dian untuk melakukan komunikasi dengan anak remajanya. Sebab kerap kali, Dian mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak remaja yang tengah mencari jati diri."Kalau ditanya tentang sekolah dan temannya, dia jawabnya suka ketus," ujar Dian.
Lalu, Dian menggunakan kegiatan mewarnai untuk membuka komunikasi dengan anak. "Sambil mewarnai, kami ngobrol," ujar dia. Dengan lancar, anaknya menceritakan kegiatan kesehariannya. Kegiatan mewarnaimembuat pikiran menjadi rileks membuat seseorang menjadi lebih nyaman untuk mengutarakan isi hatinya.
Sedangkan Ratih Ramadyawati, 25, seorang editor. Dia selalu membawa buku mewarnai setiap melakukan perjalanan, terutama ke luar kota. "Misalnya di bandara ketika menunggu pesawat," ujar dia.
Ratih akan menggunakan waktu menunggu sambil mewarnai di buku gambar. Dalam memilih gambar, Ratih mengaku menyukai gambar yang disertai dengan tulisan-tulisan, sepertiI Love Mom. Sehingga ketika selesai mewarnai, ia akan menunjukkan ke orang lain. Tulisan yang tertera akan membuat orang menjadi bahagia.
Sementara, Syahrul Ramdhani, 25, freelancer mengatakan mewarnai mengingatkan pada kegiatan masa kecilnya. Kegiatan mewarnai yang dilakukannya sekarang tidak lain untuk mengingatkan masa kecil yang menyenangkan dan untuk menyalurkan minatnya dalam dunia seni.
Laki-laki yang biasa disapa Arul ini mengatakan bahwa pertemuannya dengan Komunitas Tabrak Warna terjadi tanpa kesengajaan. Saat itu, dia tengah menyaksikan tayangan televisi yang membahas komunitas tersebut.
"Saat ketemu komunitas ini, kayak flash back ketemu orang baru dengan hobi sama sehingga nyambung," ujar dia. Lalu, Arul ikut dalam berbagai meet ups dan bergabung pada 2015.
Bagi Arul mewarnai sebagai kegiatan untukrelease. Kerapkali, dia mewarnai disela-sela jam istirahat dan makan siang. Sebab, laki-laki yang pernah bekerja kantoran dari pagi sampai petang ini kerap dilanda kejemuan.
Untuk melepaskan jemu, Arul menggunakan waktu istirahatnya dengan mewarnai. Saat ini, pria yang bekerja sebagai ilustrator ini tidak hanya mewarnai namun membuat gambar-gamabr sebagai obyek untuk mewarnai. din/E-6
Mewarnai Bisa Menjadi Terapi
Obyek gambar mewarnai dewasa ini berbeda dengan anak-anak. Umumnya, obyek gambarnya penuh dengan detail bahkan sebagian gambarnya memenuhi setiap lembaran buku.
Khalezza Hidayah yang membuat buku mewarnai dengan Tria Nurcahyati mengatakan bahwa gambar yang digunakan merupakan gambar yang sedikit lebih rumit. "Aku sama Mbak Tria mikir jangan terlalu ribet tapi juga jangan terlalu gampang," ujar Khalezza.
Untuk persediaan gambar, Khalezza dan Tria memilih membeli gambar (detail) berbayar yang sudah tersedia. Sedangkan polanya, mereka baru mengeloh sendiri.
Khalezza dan Tria yang telah menghasilkan tiga buku membuat pola dalam bentuk berbeda-beda. Mulai pola yang menggambarkan tokoh-tokoh tertentu,greetingbahkan gambar-gambar yang menyerupai batik.
Pola yang disertai dengan greeting tidak lain untuk membagi perasaan pada orang lain, seperti I Love Dad. Setelah mewarnai, buku itu dapat ditunjukkan pada ayah.Rasa bungah akan mudah terpancar dari wajah ayah.
Selain menyenangkan, mewarnai dapat menjadi terapi. Seperti anak kecil yang takut dengan hantu. Mereka dapat diminta membuat gambar hantu lalu mewarnai gambar dengan warna-warna yang disukainya. Alhasil, anak tersebut mewarnai dengan pola-pola polkadot.
Setelahnya, dia tidak takut lagi dengan hantu.
Khalezza mengatakan untuk mewarnai gambar tidak ada anjuran khusus untuk menggunakan warna-warna tertentu. Bahkan dirinya tidak pernah memikirkan warna pensil yang akan digunakan untuk mewarnai.
"Seambilnya saja," ujar perempuan yang biasa mewarnai setelah berkutat lama di depan komputer. Namun, ada peserta yang selalu menentukan setiap warna yang akan digunakan. Pilihan tersebut tidak salah tergantung karakter masing-masing orang saja.
Dalam setiap workshop, biasanya Khalezza akan memberikan panduan-panduan dasar pada para peserta. Seperti, panduan pencampuran warna merah dan kuning yang dapat menghasilkan warna orange. Yang lainnya, panduan teknik gores antara bloking maupun gradasi. Panduan tersebut tidak wajib diikuti peserta. Panduan hanya sekedar sebagai arahan sebelum mewarnai.din/E-6
Penulis: Dini Daniswari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
- 3 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
- 4 Meringankan Beban Hidup, Pekerja Padat Karya Bebas Pajak Penghasilan
- 5 Klasemen Liga 1: Dewa United Geser Persija di Posisi Kedua