Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ruang Pengembangan Aplikasi Dalam Negeri Masih Sedikit

Foto : Istimewa

Garuda Hacks 5.0 diikuti 550 peserta mengikuti Garuda Hacks 5.0 yang diadakan di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), bulan Juli ini. Para peserta membuat proyek aplikasi untuk membantu penyandang disabilitas, mantan narapidana, buruh, dan komunitas.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -Ruang pengembangan aplikasi digital di dalam negeri masih sedikit dan belum memiliki ekosistem mumpuni. Padahal, bakat dari sumber daya manusia (SDM) bidang teknologi informasi Tanah Air mampu bersaing dengan SDM luar negeri.

"Untuk pengembangan aplikasi sebenarnya Indonesia memiliki banyak SDM berbakat. Hanya saja ekosistemnya belum ada," ujar Co-Founder dan Co-Managing Director Garuda Hacks, Rafael Brian Sumali, dalam konferensi pers Garuda Hacks 5.0 di Jakarta, Minggu (21/7).

Dia menyebut, seiring berjalannya waktu mulai ada perhatian pemangku kebijakan terhadap pengembangan aplikasi dalam negeri. Menurutnya, hal tersebut penting karena aplikasi merupakan salah satu instrumen penting menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Indonesia.

Brian menambahkan, pihaknya rutinmenyelenggarakan kompetisi coding, bekerja sama dengan sektor publik, teknologi, pendidikan,dan organisasi nirlaba. Diharapkan ruang tersebut dapat memotivasi para pembuat aplikasi dalam mengejar karir-karir di bidang kewirausahaan dan ilmu komputer, serta menjadi pembuat perubahan bagi Indonesia.

"Kami melihat semakin banyak proyek yang dibuat oleh perempuan dan orang-orang dari profil coding tradisional. Karena tujuan kami adalah untuk mendorong semua orang, apapun latar belakangnya, untuk memasuki bidang Ilmu Komputer dan Kewirausahaan," terangnya.

Dia menerangkan, Garuda Hacks 5.0 diikuti 550 peserta dari 216 sekolah dan perusahaan berbeda, termasuk 155 murid SMA/SMK. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat lebih dari peserta tahun sebelumnya.

Brian mengungkapkan, pemilihan "Kindness for a Better Tomorrow" bertujuan mendorong peserta memikirkan sesamanya dan bagaimana menciptakan solusi yang meningkatkan kehidupan mereka. Selama tiga hari, para peserta menciptakan solusi inovatifyang ditujukan untuk membantu penyandang disabilitas, mantan narapidana, buruh, dan aplikasi yang didukung oleh komunitas.

"Para peserta menciptakan solusi inovatif untuk salah satu dari dua "tracks" tahun ini, "Stronger Together" dan "Helping Hands". Solusi-solusi ini kemudian dinilai oleh panel juri internasional dari 10 negara berbeda," jelasnya.

Juri Garuda Hacks 5.0 sekaligus Insinyur Perangkat Lunak Meta,Viandrudigo Djianto, menilai,kualitas proyek yang diserahkan peserta telah meningkat secara drastis baik dari kuantitas maupun kualitas. Selain menilai, para juri jugamemberikan perspektif global mengenai proyek tersebut.

"Saya melihat proyek Garuda Hacks semakin inovatif dan kompetitif setiap tahunnya. Saya berharap dapat melihat apa yang dapat dihasilkan oleh para pemikir cemerlang ini," katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top