Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rover Curiosity Mars NASA Capai Area Misterius yang Menjanjikan

Foto : Istimewa

Ilustrasi Rover Penjelajah dalam misi Curiosity yang dipimpin oleh Jet Propulsion Laboratory Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

A   A   A   Pengaturan Font

Penjelajah dalam misi Curiosity yang dipimpin oleh Jet Propulsion Laboratory Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil tiba di sebuah wilayah di Gunung Sharp yang diperkirakan telah terbentuk miliaran tahun yang lalu ketika air di Mars menghilang.

Para ilmuwan berhipotesis wilayah Gunung Sharp ini yang menjadi tempat penjelajahan Mars Curiosity, kaya akan mineral asin yang menurut para ilmuwan tertinggal saat sungai di Mars mengering. Jika benar, wilayah ini dapat menyimpan petunjuk menggiurkan tentang bagaimana iklim Mars berubah dari mirip dengan Bumi menjadi gurun beku dan tandus. Mineral asin yang memperkaya area Gunung Sharp ini pertama kali ditemukan NASA Mars Reconnaissance Orbiter bertahun-tahun sebelum Curiosity mendarat di permukaan Mars pada 2012 silam. Segera setelah tiba, penjelajah menemukan berbagai jenis batuan dan tanda-tanda air di masa lalu, di antaranya nodul bertekstur dan mineral asin seperti magnesium sulfat, kalsium sulfat, dan natrium klorida.

Penemuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Dalam pernyataan resmi, NASA menjelaskan penjelajah Curiosity menghabiskan bulan Agustus melakukan perjalanan melalui bentangan sempit berlapis pasir yang disebut Paraitepuy Pass hanya untuk mencapai wilayah yang kaya sulfat. Curiosity bahkan butuh waktu lebih dari sebulan untuk menavigasi medan berbahaya yang meliuk-liuk di antara bukit-bukit tinggi dengan aman. Meskipun Paraitepuy Pass sebagian besar bebas dari bebatuan tajam yang dapat merusak roda rover, pasir juga bisa berbahaya bagi Curiosity karena bisa membuat rover macet.

Pengemudi rover juga dihadapkan pada tantangan lain untuk memposisikan Curiosity dengan hati-hati mengingat langit Mars terhalang oleh perbukitan di sekitarnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan antena rover mengarah ke Bumi dan dapat tetap berhubungan dengan pengorbit Mars. Tim operasi penjelajah juga harus memperhitungkan medan berbatu yang mempersulit penempatan keenam roda Curiosity di tanah yang stabil. Pasalnya, jika Curiosity tidak stabil, operator tidak akan mengambil risiko dengan membuka lengan penahan bornya jika berbenturan dengan batu bergerigi.

Setelah memperhitungkan tekanan pada bor putar di ujung lengan penjelajah setinggi 2 meter, yang digunakan untuk menghancurkan sampel batuan untuk analisis, tim Curiosity memilih batu yang dijuluki "Canaima" untuk pengeboran dan pengumpulan sampel. Tim kemudian berhenti untuk melihat apakah itu membahayakan lengan Curiosity. Dengan algoritma pengeboran baru yang dibuat untuk meminimalkan penggunaan perkusi, yaitu gerakan memalu yang digunakan oleh bor untuk menembus permukaan yang keras. "Seperti yang kami lakukan sebelum setiap latihan, kami membersihkan debu dan kemudian menusuk permukaan atas Canaima dengan bor," ujar Kathya Zamora-Garcia, manajer proyek Curiosity.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top