![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Rosan sebut perlu ada diskusi soal ormas ganggu investasi
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dalam acara Mandiri Investment Forum, di Jakarta, Selasa (11/2).
Foto: ANTARA/Aji CaktiJakarta -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyebut, perlu adanya diskusi lebih lanjut dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) di sekitar kawasan industri.
Hal itu ia sampaikan sebagai respons adanya aduan aktivitas premanisme dari ormas di kawasan industri yang menghambat masuknya investasi.
“Kalau saya lihatnya perlu ada ini (diskusi) saja, community diskusi yang lebih baik. Kan yang penting dengan investasi ini masuk ini, kan kalau semua lancar, semuanya damai, dan itu kan juga menciptakan lapangan pekerja di situ,” kata Rosan, usai menghadiri acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan, sebenarnya dengan adanya investasi yang masuk ke suatu daerah akan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Hal itu secara tidak langsung bakal menumbuhkan perekonomian daerah tersebut. Misalnya, berdirinya restoran atau penginapan, karena masuknya arus investasi di daerah tersebut.
“Bukan hanya menciptakan lapangan pekerja, itu (investasi ke daerah) juga akan menciptakan banyak simpul-simpul ekonomi. Apalagi itu kan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ya. Jadi ada penduduk sekitar, bisa ada mempunyai, misalnya restoran, mempunyai penginapan, yang bisa disewakan pada para pekerja-pekerjanya,” ujarnya pula.
Sebelumnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menyatakan mengalami kerugian hingga ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme ormas.
"Kalau dihitung semuanya, ngitungnya bukan cuma yang keluar, tapi yang nggak jadi masuk juga. Itu bisa ratusan T (triliun rupiah, Red)," kata Ketua Umum HKI Sanny Iskandar, ditemui usai dialog optimalisasi kawasan industri, di Jakarta, Kamis (6/2).
Menurutnya, ormas tersebut menyebabkan gangguan keamanan, karena masuk ke kawasan industri untuk melakukan demonstrasi. Sanny menyebut, biasanya ormas tersebut meminta diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik.
"Yang mereka pingin itu adalah supaya yang terkait dengan pabrik, selalu ya, dia kan butuh transportasi, katering atau apa, pingin beli ini, beli itu, mau bangun perluasan pabriknya atau apa, mereka itu minta diserahkan ke mereka," kata dia pula.
Sanny mengatakan beberapa investor sudah mengirimkan surat langsung kepada Presiden Prabowo Subianto terkait premanisme ormas.
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Bursa Makin Bergairah! 15 Juta Investor Ramaikan Pasar Modal Indonesia
Berita Terkini
-
Transparency International: Korupsi Mengancam Aksi Iklim
-
KTT Aksi Kecerdasan Buatan Digelar di Prancis
-
Kemenperin Minta Aparat Beri Kepastian Hukum Investasi di Indonesia
-
Google Resmi Mengubah Teluk Meksiko jadi Teluk Amerika Bagi Pengguna di AS
-
Inflasi Rendah Belum Tentu Hasilkan Pertumbuhan Berkualitas