Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Romantisme Rodriguez-Ancelotti

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Sejak tampil impresif bersama Kolombia di Piala Dunia 2014 dengan mencetak enam gol, termasuk gol terbaik di turnamen itu saat melawan Uruguay, dan menginspirasi negaranya menembus delapan besar untuk pertama kalinya, James Rodriguez tiba-tiba mencuat ke jajaran para pemain elite dunia.

Hal yang tidak aneh jika Rodriguez langsung menjadi rekrutan baru Real Madrid saat itu, yang senang menumpuk para bintang dalam satu tim. Penyerang Kolombia itu menjadi pemain termahal peringkat keempat di dunia.

Namun seperti yang kerap terjadi di klub penuh bintang dengan begitu banyak harapan, berbagai hal tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan Rodriguez. Pemain 25 tahun itu akhirnya memutuskan bergabung dengan Bayern Munich dengan status pemain pinjaman selama dua tahun, Selasa (11/7) waktu setempat.

Awalnya semua berjalan lancar di Real. Di musim pertamanya bersama "Los Blancos" yang saat itu diarsiteki Carlo Ancelotti, Rodriguez menjadi pendamping Cristiano Ronaldo yang membuat bintang Portugal itu memecahkan banyak rekor. Rodriguez mengkreasikan enam gol untuk Ronaldo pada musim pertamanya di Bernabeu. Dan meski sempat mengalami cedera kaki, pemain Kolombia itu mencetak 13 gol dan berkontribusi 13 assist pada musim debutnya yang begitu impresif.

"Ia mengejutkan kami semua," kata Ancelotti pada akhir musim pertama Rodriguez. "Ia merupakan pemain berkualitas papan atas dan sangat sesuai dengan tim. Ia terbiasa bermain di peran yang lebih dalam yang menuntutnya untuk melapisi lebih banyak ruang. Itulah yang paling mengejutkan saya. Orang-orang lain membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan gaya bermain seperti itu."

Namun, beberapa hal mulai tidak berjalan lancar dengan kedatangan Rafael Benitez yang menggantikan Ancelotti. Rodriguez keluar-masuk tim inti, yang menimbulkan friksi di antara keduanya. Ketika Zinedine Zidane menggantikan Benitez pada 2016, berbagai hal tidak juga membaik bagi Rodriguez. Kesuksesan Madrid merebut gelar Liga Champions ke-11 kian menjustifikasi keputusan pria Prancis itu untuk menepikan Rodriguez.

Musim lalu, Zidane tetap jarang memainkan Rodriguez, namun hal itu tidak menghapus keefektifannya. Meski hanya 13 kali tampil sebagai pemain inti dan sembilan kali menjadi pemain pengganti, dalam berbagai posisi, Rodriguez mencatatkan rata-rata lebih banyak operan kunci per pertandingan dibandingkan rekan-rekan setimnya.

Di Bayern, kembali bekerja sama dengan Ancelotti, yang menyukainya memainkan posisi deep-lying forward, dapat memicu Rodriguez untuk mengulangi penampilannya pada musim pertamanya di Real di bawah asuhan Ancelotti.

Bayern sendiri memiliki banyak opsi serangan, namun Thiago Alcantara dan Thomas Mueller bermain lebih efektif di posisi lain. drb/S-1

Komentar

Komentar
()

Top