Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 04 Des 2021, 17:00 WIB

Robot Bisa Melahirkan, Ini Mesin atau Makhluk Hidup?

Foto: istimewa

Hasil uji kemampuan Xenobot untuk bereproduksi memunculkan pertanyaan baru atas penemuan ini, apakah penemuan ini berebentuk robot atau makhluk hidup?

Sel punca merupakan sel yang tidak terspesialisasi yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi jenis sel yang berbeda. Untuk membuat Xenobot, para peneliti mengambil sel induk hidup dari embrio katak dan membiarkannya untuk mengerami sehingga tidak ada manipulasi gen yang terlibat.

"Kebanyakan orang menganggap robot terbuat dari logam dan keramik. Tetapi masalahnya bukan dari apa robot itu dibuat, tetapi apa yang dilakukannya, yang bertindak atas nama manusia," ujar Profesor Ilmu Komputer dan Ahli Robotika di University of Vermont, Josh Bongard, sekaligus penulis utama studi ini.

"Dengan cara itu, penemuan ini merupakan robot, tapi juga jelas merupakan organisme yang terbuat dari sel katak yang tidak dimodifikasi secara genetik," terangnya.

Menurut Bongard mereka menemukan bahwa xenobot, yang awalnya berbentuk bola dan terbuat dari sekitar 3.000 sel, dapat mereplikasi. Tapi itu jarang terjadi dan hanya dalam keadaan tertentu.

Bongard menjelaskan, Xenobots menggunakan replikasi kinetik, yakni sebuah proses yang diketahui terjadi pada tingkat molekuler tetapi belum pernah diamati sebelumnya pada skala sel atau organisme utuh.

Hasil rekayasa kecerdasan buatan, para peneliti kemudian menguji miliaran bentuk tubuh untuk membuat xenobots lebih efektif pada jenis replikasi ini.

Superkomputer muncul dengan bentuk C yang menyerupai Pac-Man, video game tahun 1980-an. Penemuannya berawal dari, para sel menemukan kemampuan menemukan sel induk kecil di cawan petri dengan mengumpulkan ratusan dari mereka di dalam mulutnya dan beberapa hari kemudian bundel sel menjadi Xenobots baru.

Setelah itu, induknya kemudian memutar bola besar sel induk yang matang menjadi xenobot baru.

"AI tidak memprogram mesin-mesin ini dengan cara yang biasa kita pikirkan tentang menulis kode. Itu dibentuk, dipahat dan muncul dengan bentuk Pac-Man ini," kata Bongard.

"Bentuknya, pada dasarnya, adalah programnya. Bentuknya mempengaruhi bagaimana xenobots berperilaku untuk memperkuat proses yang sangat mengejutkan ini," paparya.

Xenobot merupakan teknologi yang sangat awal dan belum memiliki aplikasi praktis. Namun, para peneliti menyebut kombinasi biologi molekuler dan kecerdasan buatan ini berpotensi digunakan dalam sejumlah tugas di tubuh dan lingkungan, misalnya mengumpulkan mikroplastik di lautan, memeriksa sistem akar dan pengobatan regeneratif.

"Benda-benda ini bergerak di piring dan membuat salinannya sendiri. Ini adalah mesin yang sangat kecil, biodegradable dan biokompatibel, dan mereka sangat senang berada di air tawar," ucap Bongard dikutip dari The Guardian.

Sementara prospek bioteknologi yang dapat mereplikasi diri dapat memicu kekhawatiran. Para peneliti mengatakan bahwa mesin hidup seluruhnya berada di laboratorium dan mudah dipadamkan karena dapat terurai secara hayati dan diatur oleh para ahli etika.

"Ada banyak hal yang mungkin jika kita memanfaatkan plastisitas dan kemampuan sel semacam ini untuk memecahkan masalah," tutup Bongard.

Studi penelitian yang sebagian didanai oleh Defense Advanced Research Projects Agency, sebuah badan federal yang mengawasi pengembangan teknologi untuk penggunaan militer ini sudah diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review PNAS pada Senin (29/11).

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Zulfikar Ali Husen

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.