Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Situs Trowulan

Riwayat Putri Campa, Hadiah Bagi Raja dari Vietnam

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Yang unik di Situs Trowulan terdapat Makam Putri Campa. Siapa dia? Putri ini berasal dari Campa, sebuah kerajaan di wilayah Vietnam selatan kala itu. Lokasinya terletak di Dusun Unggah-unggahan, Desa Trowulan.Dari Kolam Segaran lokasinya hanya sekitar 100 meter di sisi utara-timur laut. Istilah Makam Putri Campa sendiri berasal dari cerita rakyat. Hal ini diperkuat dengan angka tahun 1730 Saka (1440 M) berhuruf Jawa kuno.

Ada dua nisan di Situs Makam Putri Campa berupa dua nisan kuno yang pertama berukuran tinggi 62 sentimeter lebar 32 sentimeter dan tebal 13 sentimeter. Yang kedua makam berukuran tinggi 32 sentimeter, lebar 22 sentimeter dan tebal 11 sentimeter. Kemungkinan besar bagunan ini adalah makam bangsawan atau keluarga kerajaan Majapahit yang telah memeluk agama Islam.

Menurut para ahli, Putri Campa erat kaitannya dengan masuknya Islam ke Kerajaan Majapahit. Pemerhati sejarah Mojokerto, Saiful Amin, dalam bukunyaBabad Keruntuhan Majapahit Invasi Raden Patah Suatu Kemustahilan Sejarah, Saiful menulis buku ini berdasarkan puja sastra sejenis babad atau serat.

Disebutkan Prabu Brawijaya V menikah dengan putri dari Kerajaan Campa. Putri berumur 17 tahun ini sebagai hadiah dari Raja Campa, Indravarman VI, yang diberikan sekitar 1428 Masehi. Dalam bahasa Jawa kala itu, Putri Campa diberi nama Darawati atau Dwarawati.Ia kemudian dijadikan selir dari Prabu Brawijaya V pada 1430 Masehi.

Putri Campa hanya dijadikan selir karena ia bukan dari kalangan bangsawan atau putri raja dari asalnya. Keberadaan Putri Campa yang menjadi istri raja, mengundang imigran asal Campa datang ke Kerajaan Majapahit.

Para imigran muslim itu diperkirakan masuk ke Majapahit 1476-1478 masehi. Agama Islam sudah dianut sebagian kecil masyarakat Campa sejak abad 11. Ekspansi agama itu buah masuknya para pedagang dari Arab dan Persia ke negeri tersebut

Terdapat nama-nama ulama besar di antara imigran asal Campa yang datang ke Majapahit. Seperti Raden Rahmat atau Sunan Ampel, ayah Raden Rahmat Makdum Brahim Asmara atau Ibrahim Asmarakandi, Raden Santri Ali, Raden Ali Murtolo, serta Raden Burereh.

Masuknya imigran muslim asal Campa ke Majapahit disebut dalam puja sastra Jawa, Madura, maupun Sunda, baik berupa babad maupun serat. Tujuan mereka untuk menemui kerabat dekat yang menjadi istri raja (Putri Campa) sekaligus mencari suaka politik.

Serat Walisana menyebutkan, para imigran itu dilarang kembali ke Campa oleh Prabu Ranawijaya, raja terakhir Majapahit, karena kerajaan mereka hancur oleh Kerajaan Koci.

Putri Campa menurut Saiful meninggal di usia muda, yaitu usia 35 tahun pada 1448 masehi atau 1370 Saka. Mereka berencana kembali ke Campa, tapi dilarang Raja Ranawijaya. Atas lobi politik Raden Patah, mereka diberi tempat tinggal oleh raja.

Kedatangan imigran muslim asal Campa itu membuat Prabu Ranawijaya menggagas pendirian masjid. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top