Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Global

Risiko Resesi Ekonomi AS Meningkat

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Potensi ekonomi Amerika Serikat (AS) terperosok dalam resesi setahun ke depan meningkat. Pertumbuhan ekonomi di Negeri Paman Sam akan terus kehilangan daya pacunya ke depan, akibat dampak perang dagang. Dalam logika ekonomi, suatu negara mengalami resesi apabila pertumbuhan ekonominya terkontraksi atau minus dalam dua kuartal berturut-turut.

Berdasarkan survei oleh Bloomberg kepada sejumlah ekonom selama 2-7 Agustus lalu, sekitar 35 persen responden memperkirakan terjadinya resesi di AS dalam 12 bulan ke depan. Angka prosentase tersebut meningkan dibandingkan survei serupa sebelumnya, yakni 31 persen. "Para ekonom yang disurvei juga menurunkan estimasi mereka untuk ekspansi ekonomi AS tahun ini," menurut laporan Bloomberg News, Kamis pekan lalu.

Rata-rata, mereka memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) As pada 2019 sebesar 2,3 persen. Perkiraan tersebut lebih rendah dibandingkan asumsi yang disampaikan pada Juli lalu sebesar 2,5 persen. Mereka juga memproyeksikan pertumbuhan PDB AS pada kuartal III-2019 sebesar 1,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).

Perkiraan di bawah capaian pada kuartal I sebesar 3,1 persen dan kuartal II sebesar 2,1 persen. Terkait prospek perekonomian global tahun ini, para ekonom memangkas perkiraan mereka menjadi 3,2 persen dari sebelumnya sebesar 3,3 persen.

Hasil survei itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif tambahan 10 persen terhadap sekitar 300 miliar dollar AS barang-barang impor dari Tiongkok.

Kepercayaan Turun

Sementara itu, Indeks Kenyamanan Konsumen Bloomberg turun 1,8 poin menjadi 62,9 pada pekan yang berakhir 4 Agustus lalu. Angka terbaru, menurut Bloomberg, adalah terlemah dalam hampir dua bulan.

Selain itu, survei juga menunjukkan para ekonom memperkirakan penurunan suku bunga berikutnya oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan terjadi pada September mendatang, berlawanan dengan proyeksi sebelumnya pada Desember mendatang.

Ekonom memperkirakan penurunan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin menjadi 1,75- 2,00 persen pada pertemuan kebijakan FOMC pada 17-18 September mendatang.

Baik dalam survei maupun laporan indeks kenyamanan, Bloomberg mengutip ketegangan perdagangan yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi sebagai alasan utama untuk prospek penurunan.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top