Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam l Luapan Air Tidak Banyak yang Masuk ke Pemukiman

Ribuan Orang Terdampak Banjir Sungai Ciliwung

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Akibat meluapnya Sungai Ciliwung, ribuan warga DKI Jakarta terdampak banjir tersebut.

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada ribuan warga Jakarta yang terdampak banjir, Senin (25/6). Banjir ini masuk ke pemukiman warga pada pukul 04.00 WIB saat Sungai Ciliwung meluap.

"Hingga pukul 09.00 WIB, ada 1.068 jiwa yang terdampak banjir. Mereka tersebar di tiga kecamatan dan lima kelurahan. Hingga saat ini, tidak ada pengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Jupan Royter, saat dihubungi, Senin (25/6).

Menurut Jupan, luapan banjir Ciliwung ini menggenangi 327 rumah warga yang ada di 41 RT dan 12 RW. Wilayah yang terdampak meliputi Kelurahan Pangadegan, Pancoran, Jakarta Selatan. Lalu di Jakarta Timur menggenangi Kelurahan Kampung Melayu dan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara. Dan Kelurahan Cawang dan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati.

"Ketinggian air di masing-masing kecamatan bervariasi, mulai 10 cm hingga 100 cm. Paling tinggi genangannya ada di RT 10, 11, 12 dan 13 RW 04/05 Kampung Melayu," katanya.

Luapan banjir Ciliwung tersebut, ungkap Jupan, dipastikan kembali surut menjelang siang hari. Pihaknya mengerahkan sejumlah pompa mobile untuk menyedot air dari wilayah pemukiman yang dialirkan kembali ke Sungai Ciliwung.

"Sampai pukul 15.00 WIB, masih nihil pengungsi. Warga terdampak turun jadi 305 jiwa dengan ketinggian genangan hanya 30 centimeter. Kalau tadi pagi mencapai 1 meter. Genangan paling tinggi sekarang di RW 04 dan 05, antara 10-30 centimeter," imbuhnya.

Ketinggian Bervariasi

Camat Jatinegara, Nasrudin Abu Bakar mengatakan genangan yang terjadi di wilayahnya diakibatkan meluapnya Sungai Ciliwung. Air luapan itu masuk ke pemukiman warga mulai pukul 04.00 WIB dengan ketinggian air yang bervariasi.

"Sampai saat ini, tidak ada yang mengungsi. Kami terus memantau kondisi Ciliwung. Karena beberapa titik masih ada yang belum menuntaskan pemasangan dinding turap, sehingga ini perlu jadi prioritas penataan, karena kalau tidak, akan banjir terus," kata Nasrudin.

Salah satu kawasan yang menjadi langganan banjir adalah daerah Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Kawasan ini dipadati penduduk hingga ke bibir Sungai Ciliwung. Sehingga, saat air Ciliwung meluap, banjir pun tak bisa terelakkan.

"Kemarin juga sempat banjir dan langsung surut. Hari ini kembali banjir, karena airnya (Air Sungai Ciliwung) cukup tinggi. Ini kan kiriman dari Bogor, sudah biasa," ujar salah satu warga Kebon Pala, Rahman (30 tahun).

Menurut Rahman, beberapa warga Kebon Pala telah terbiasa menghadapi luapan air Sungai Ciliwung selama bertahun-tahun. Namun, dia bersyukur banjir kali ini tidak seperti tahuntahun sebelumnya yang selalu menggenangi rumahnya hingga berhari-hari.

"Kan sudah ada beton. Jadi luapan air tidak banyak yang masuk ke pemukiman. Ini juga langsung surut kembali," tandasnya.

Sebelumnya, pakar tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengatakan Pemprov DKI harus tegas dan jelas dengan rencana penataan Sungai Ciliwung. Artinya, jika terjadi dialog dengan warga, Pemprov DKI harus bisa menempatkan posisinya dengan rencana yang matang dengan segala risiko yang harus dihadapi.

Menurut Yayat, dalam melakukan relokasi Pemprov DKI haruslah memikirkan kepentingan masyarakat Jakarta. Bukan harus menuruti kemauan segelintir warga saja. Yang terpenting, relokasi harus dilakukan tanpa merugikan warga bantaran. Jika mengikuti seluruh kemauan warga akan berat karena akan banyak ide dan gagasan yang beragam sehingga sulit untuk dipenuhi sepenuhnya.

Terkait revitalisasi, Yayat menilai Pemprov sebaiknya melakukan sesuai RPJMD dan RKPD sehingga anggaran dan pencapaiannya terukur dan tercapai. "Kalau membuat konsep baru maka akan terjadi perubahan mendasar dalam anggaran dan waktu penyelesaiannya," ucap Yayat.

pin/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Peri Irawan, Antara

Komentar

Komentar
()

Top