Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Unjuk Rasa di Korsel I Reformasi Dikhawatirkan Akan Kikis Kualitas Layanan Medis

Ribuan Dokter Protes Pemerintah Terkait Rencana Reformasi Medis

Foto : AFP/Jung Yeon-je

Protes Massal l Para dokter di Korsel turun ke jalan di Seoul pada Minggu (3/3) untuk memprotes rencana pemerintah menaikkan kuota penerimaan di sekolah kedokteran bagi mengatasi kekurangan tenaga kerja medis.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Ribuan dokter di Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (3/3) melakukan aksi protes di Seoul dalam ketegangan yang meningkat dengan pemerintah mengenai reformasi pelatihan medis, yang menyebabkan dokter-dokter junior berhenti secara massal, sehingga membuat rumah sakit-rumah sakit menjadi kacau.

Sekitar 10.000 dokter junior berhenti dan mogok kerja hampir dua pekan lalu untuk memprotes kenaikan penerimaan di sekolah kedokteran mulai tahun depan yang dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja medis dan pelayanan bagi masyarakat yang menua.

Para pekerja profesional yang mogok ini telah melanggar batas waktu yang ditetapkan pemerintah pada tanggal 29 Februari agar mereka dapat kembali bekerja atau menghadapi tindakan hukum, termasuk kemungkinan penangkapan atau penangguhan izin medis mereka.

Para pengunjuk rasa mengenakan masker hitam dan melambaikan tanda bertuliskan: "Kami menentang peningkatan penerimaan sekolah kedokteran".

"Pemerintah mendorong reformasi secara sepihak dan para dokter tidak dapat menerimanya dalam keadaan apapun," ucap Kim Taek-woo dari Asosiasi Medis Korea (KMA) kepada kerumunan pengunjuk rasa.

"Pemerintah sangat menyadari alasan mengapa semua dokter menentang peningkatan penerimaan sekolah kedokteran, namun mengeksploitasi kebijakan untuk mengubah dokter menjadi budak selamanya," imbuh dia.

Penghentian kerja massal telah berdampak buruk pada rumah sakit yang mengakibatkan perawatan dan operasi penting dibatalkan, sehingga mendorong pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan kesehatan masyarakat ke tingkat tertinggi.

Berdasarkan undang-undang Korsel, dokter dilarang melakukan aksi mogok, dan pemerintah pekan ini meminta polisi menyelidiki orang-orang yang terkait dengan aksi tersebut.

"Meskipun tenggat waktu untuk kembali bekerja telah berlalu, pemerintah masih akan memberikan keringanan maksimal bagi para dokter yang masih menjalani pelatihan jika mereka kembali bekerja pada akhir hari ini," ucap Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min pada Minggu dalam sebuah sesi wawancara dengan televisiKBS. "Tetapi jika mereka tidak kembali hari ini, pemerintah tidak punya pilihan selain bertindak tegas sesuai dengan hukum dan prinsip," tegas dia.

Lee pun menegaskan kembali komitmen pemerintah terhadap rencana reformasinya, dengan mengatakan bahwa peningkatan penerimaan dokter sebesar 65 persen tidaklah terlalu besar mengingat pentingnya sektor kesehatan.

Kebuntuan Berlanjut

Pemerintah Korsel berupaya untuk menerima 2.000 siswa lagi di sekolah kedokteran setiap tahunnya mulai tahun depan untuk mengatasi apa yang disebutnya sebagai salah satu rasio dokter per populasi terendah di antara negara-negara maju.

Di lain pihak, para dokter khawatir reformasi ini akan mengikis kualitas layanan dan pendidikan kedokteran, namun para pendukungnya menuduh para petugas medis berusaha menjaga gaji dan status sosial mereka.

Berdasarkan jajak pendapat menunjukkan 75 persen masyarakat mendukung reformasi tersebut.Sedangkan Presiden Yoon Suk-yeol pun telah mengambil tindakan keras terhadap para dokter yang mogok tersebut dan peringkat dukungan baginya meningkat seiring dengan berlanjutnya kebuntuan.

Namun para dokter juga berjanji tidak akan mundur, dan mengatakan bahwa rencana pemerintah tersebut tidak mengatasi permasalahan nyata di sektor ini. "Kami tidak punya tempat untuk mundur lagi. Kami tidak akan hanya berdiam diri melihat tindakan pemerintah yang tidak demokratis," kata Lee Jeong-geun, ketua sementara KMA, pada protes hari Minggu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top