RI Perlu Optimalkan Pasar Pangan Hewani Singapura
Foto: istimewaJAKARTA - Kebergantungan Singapura terhadap impor pangan hewani sangat tinggi. Sekitar 90 persen kebutuhan pangannya bersumber dari luar. Hal itu menjadi peluang besar bagi Indonesia memperluas pangsa pasar pangan hewani di Negeri Singa tersebut.
Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH Kementan), Makmun, menegaskan RI siap menjadi salah satu negara mitra pemasok bahan pangan khususnya pangan hewani bagi Singapura. "Singapura merupakan negara mitra strategis bagi Indonesia untuk kerja sama dalan bidang pangan khususnya pangan hewani," terangnya di Jakarta, Rabu (5/10).
Dia menambahkan ekspor komoditas peternakan Indonesia ke Singapura mencapai 3,21 triliun rupiah pada 2021. Komoditas tersebut meliputi babi hidup, telur asin, sarang burung walet, produk olahan susu, madu serta produk lainnya, yang menjadikan neraca perdagangan di sektor peternakan dengan Singapura surplus sebesar 277 milliar rupiah.
- Baca Juga: Penipuan Berkedok Jasa Pengiriman: Apa Saja Modusnya
- Baca Juga: CBP Harus Bersumber Dari Produksi Peta
Kemudian tercatat pada Juli 2022, untuk produk unggas, Indonesia berhasil mengirimkan daging ayam dan produk olahannya ke Singapura setelah melalui proses audit Singapore Food Agency (SFA) yang dilakukan pada Juni 2022.
Untuk memenuhi permintaan daging ayam dari Singapura, Makmun mengungkapkan menyiapkan Bintan dan Batam di Kepulauan Riau untuk memasok live bird (ayam hidup). Indonesia, terangnya, siap bekerja sama dalam hal pemenuhan aspek transportasi dan logistik terkait jaminan keamanan pangan termasuk aspek kesrawan pada produk hewan yang akan di ekspor ke Singapura.
"Harapannya Indonesia dapat terus memasok kebutuhan pangan hewani secara berkelanjutan dan kita terus dorong sesuai kebijakan jaminan food security bagi warga Negara Singapura," ucap Makmun.
Adapun Singapura memang meminta Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan pangan hewani secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan Stanley loh, Primary Secretary dari Ministry of Environment & Sustainability Singapura, di Kantor Pusat Ditjen PKH Jakarta, Selasa (4/9).
Dia menyebutkan kunjungan kali ini bermaksud menjalin hubungan yang lebih erat lagi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk warga Singapura karena keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki Singapura, hampir 90 persen kebutuhan pangan Singapura dipenuhi dari negara luar Singapura termasuk komoditas peternakan.
Harga Kompetitif
Dia mengatakan peluang pemenuhan kebutuhan pangan dari Indonesia masih sangat terbuka luas. "Indonesia dipandang merupakan negara yang besar dan mampu untuk menjadi mitra pasokan pangan ke Singapura, sepanjang tetap memenuhi aspek jaminan keamanan pangan," terangnya.
Perhatian pelaku usaha Singapura, lanjut Stanley loh, salah satunya pada harga produk yang kompetitif. Harga tersebut biasanya dipengaruhi biaya handling dan logistik. Karena itu, komoditas Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan negara lain dan juga konsisten mengirimkan produk berkualitas dan aman bagi warga Singapura.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 2 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 3 Peduli Ibu-ibu, Khofifah Ajak Muslimat NU Melek Digital
- 4 Reog Ponorogo hingga Kebaya Bakal Jadi Warisan Dunia UNESCO
- 5 Pemprov DKI Siapkan Mobil Pompa di Area Cekungan Guna Atasi Genangan
Berita Terkini
- Cagub Banten Airin Minta Masyarakat Memilih Sesuai Hati Nurani
- Di Forum P20, Ketua DPR Angkat Isu Kelaparan Akibat Perang
- 10 Mahasiswa Finalis Kompetisi Esai Pertamina Siap Bersaing pada Penutupan 'Pertamina Goes to Campus'
- Gempa Guncang Karawang Dua Kali pada Jumat Dini Hari
- Inovasi BIG MIND Hadirkan Efek Positif Penguatan Kinerja