Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan EBT | RI Butuh Rp3.400 Triliun untuk Transisi Energi dan Capai Target NDC

RI Perlu Bangun Kemandirian Energi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia juga diharapkan dapat mengembangkan potensi penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan emisi karbondioksida yang lebih kecil.

JAKARTA - Indonesia perlu menciptakan kemandirian energi melalui reformasi energi agar bisa bertahan di tengah berbagai tantangan perekonomian global ke depan. Kemandirian ini penting mengingat saat ini rantai pasok energi di Eropa sedang terganggu karena tergantung pasokan dari Russia yang sedang berkonflik dengan Ukraina.

"Situasi seperti ini seharusnya membuat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai tinggi berpikir bagaimana menciptakan kemandirian energi di Indonesia. Reformasi energi juga menjadi sangat penting," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Leaders Talk Pusdiklat PLN yang dipantau di Jakarta, Rabu (26/10).

Karena itu, lanjut dia, pemerintah berencana menerapkan kebijakan agar masyarakat beralih dari kompor gas kepada kompor listrik untuk mengatasi peningkatan permintaan terhadap minyak dan gas, serta menyerap produksi listrik PLN. Selain itu, Indonesia juga diharapkan dapat mengembangkan potensi penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan emisi karbondioksida yang lebih kecil.

"Indonesia memiliki potensi energi baru dan terbarukan yang sangat besar. Kita perlu merumuskan kebijakan dan aturan sehingga sumber energi bisa merefleksikan kekuatan dari potensi energi di Indonesia," ucapnya.

Dia juga mengharapkan PLN dapat terus memperbaiki subsidi listrik dengan menggunakan inovasi berbasis teknologi informasi agar semakin tepat sasaran. Sementara, masyarakat yang tidak mendapatkan subsidi diharapkan tetap dapat menikmati listrik dengan harga murah agar aktivitas ekonomi juga berjalan lancar.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top