Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

RI Negosiasikan Penurunan Bea Masuk Produk Sabun ke Mesir

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Atase Perdagangan Kairo M. Syahran Bhakti menyatakan Perwakilan RI di Mesir melakukan negosiasi atas tingginya bea masuk produk sabun asal Indonesia yang mencapai 40-60 persen. Negosiasi bilateral Indonesia-Mesir ini diharapkan dapat membuahkan hasil positif.

Hal ini diungkapkan Syahran saat mendampingi Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf pertemuan bisnis dan budaya di Bayt Nouh, Tanta, Gharbia pada Sabtu lalu (15/4). Pertemuan diselenggarakan Polaris for General Supply, Sky Line for Export & Import pimpinan Kapten Ahmed Reda El Sheikh dan United Egypt for Trading and Industrial Investmens pimpinan Mohamed Khalaf.

"Produk sabun Indonesia banyak menempati etalase toko-toko di Mesir. Bea masuk yang termasuk tinggi ternyata tidak menghalangi masyarakat Mesir mencari dan menggunakan sabun Indonesia," jelas Lutfi.

Berdasarkan data Central Agency for Public Mobilization and Statistics (CAPMAS), ekspor produk sabun Indonesia (kode HS 3402) pada 2022 tercatat 159 ribu dollar AS atau naik 3,24 persen dibandingkan periode 2021 yang sebesar 154 ribu dollar AS dengan pangsa pasar 0,12 persen.

Adapun produk sabun kode HS 3401 sebesar 280 ribu dollar AS dengan pangsa pasar 0,8 persen. Pesaing utama adalah Persatuan Emirat Arab (PEA) dengan pangsa pasar 50,61 persen,Turki 7,23 persen, Jerman 2,25 persen, Perancis 2,14 persen; dan Saudi 1,99 persen.

Syahran menambahkan, tingginya pasokan produk sabun dari PEA ke Mesir karena PEA juga salah satu importir sabun Indonesia terbesar. "Dalam laporan Trademap, PEA mengimpor sabun dari dunia mencapai 335,34 juta dollar AS dan dari Indonesia mencapai 35,66 juta dollar AS pada 2021. PEA ialah salah satu negara mitra dagang Mesir dan terikat dengan perjanjian dagang yang memudahkan produk PEA masuk ke pasar Mesir," jelas Syahran.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top