Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

RI Minta Namibia Dukung Perdagangan Bebas

Foto : ANTARA/Hafidz Mubarak

kunjungan kenegaraan l Presiden Joko Widodo berjalan bersama Presiden Namibia Hage Gottfried Geingob (kanan) melewati barisan pasukan kehormatan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/8). Kunjungan kenegaraan itu diisi dengan pertemuan bilateral dan penandatanganan kerja sama serta penanaman pohon di halaman belakang istana.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Presiden RI, Joko Widodo, berharap Namibia mendukung Indonesia dalam mewujudkan proses dimulainya negosiasi pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dengan negara-negara Southern African Customs Union (SACU). Hal itu disampaikan Presiden RI dalam keterangan pers bersama Presiden Republik Namibia, Hage Gottfried Geingob di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (30/8).

"Saya juga mendorong peningkatan perdagangan di Indonesia dan Namibia melalui penguatan target dan roadmap yang jelas," kata Presiden Joko Widodo.

Dalam keterangan pers bersama itu, Presiden RI juga mengusulkan penurunan tarif bagi produk-produk kedua negara. "Dan untuk itu Indonesia mengharapkan dukungan Namibia bagi dimulainya proses negosiasi pembentukan PTA antara Indonesia dengan negara SACU," imbuh Presiden RI.

Dengan adanya PTA diharapkan ada penurunan tarif produk-produk antara Indonesia dengan negara-negara anggota SACU yaitu Botswana, Lesotho, Namibia, Swaziland, dan Afrika Selatan.

Presiden Jokowi juga mendorong kerja sama bidang lain khususnya industri strategis antara kedua negara. "Saya juga mendorong kerja sama di bidang industri strategis dan saya senang delegasi Namibia akan berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia di Bandung pada Jumat (31/8)," ucap Presiden Joko Widodo.

Terkait pengembangan kerja sama bidang lain, antara Indonesia dan Namibia terlah disepakati untuk bersama-sama memerangi praktik penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) yang marak terjadi di kawasan laut dua negara.

"Kedua negara sepakat mengembangkan kerja sama terkait kemaritiman dan perikanan. Di bidang kemaritiman dan perikanan khususnya dalam upaya bersama memerangi illegal fishing dan sebagaimana kita saksikan kerja sama telah disepakati dengan penandatangan MoU tentang kelautan dan perikanan," kata Presiden RI.

Pada kesempatan yang sama, ditandatangani kesepakatan kerja sama kedua negara yang disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden Geingob. Menlu Retno LP Marsudi mewakili pihak Indonesia menandatangani nota kesepahaman tersebut.

Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Presiden Geingob atas dukungan Namibia bagi pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.

Sementara itu, Presiden Geingob mengucapkan rasa terima kasih kepada Presiden RI yang telah menyambut kunjungan kenegaraan perdana ke Indonesia.

"Indonesia dan Namibia membentuk sejarah panjang. Oleh karena itu sepatutnya kita berada di sini dalam kunjungan kenegaraan mengucapkan terima kasih untuk semua yang telah Anda lakukan untuk kami dalam waktu yang lama," kata Presiden Geingob.

Proyek Infrastruktur

Dalam keterangannya, Presiden Geingob menuturkan bahwa Namibia saat ini membutuhkan pembangunan Infrastruktur. Karena itu, Hage mengundang para investor untuk datang ke negaranya.

"Kita sebagai pemerintah menyediakan lingkungan yang kondusif bagi investor untuk datang. Kami mengundang delegasi Indonesia bersama kami, dengan usaha bisnis," ungkap Presiden Namibia.

Merespons undangan dari Namibia, Presiden Joko Widodo telah mendorong BUMN Indonesia agar berpartisipasi menggarap proyek infrastruktur di Namibia, Afrika, khususnya pembangunan perumahan rakyat bersama dengan perusahaan Namibia.

fdl/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top