Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemitraan Bilateral - Inggris Bidik Perluasan Kerja Sama di Asia Pasca-Brexit

RI-Inggris Jajaki Kerja Sama Keuangan

Foto : Dok. Kemenkeu

Menteri Muda Inggris Urusan Ekonomi John Glen menemui Sri Mulyani

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Pemerintah mendapat tawaran dari Inggris untuk menerbitkan obligasi di Bursa London, yang selama ini menjadi salah satu hub keuangan dunia. Ajakan tersebut disampaikan Menteri Muda Inggris untuk Bidang Ekonomi, John Glen, saat bertemu dengan Menteri Keuangan Sri .

"Mereka menyampaikan bahwa LSE (London Stock Exchange) adalah tempat yang kompetitif. Perencanaan pembiayaan Indonesia ke depan diharapkan London masih menjadi basis," kata Sri Mulyani ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (24/9). Menkeu juga menanyakan kepada John Glen mengenai kondisi LSE pasca-Brexit terutama dalam menarik investor yang berada di Eropa.

"Saya menanyakan apakah posisi London sesudah Brexit tetap sama atau berubah, terutama dengan adanya keinginan Prancis menjadi pusat keuangan dunia," ujar Sri Mulyani. Ditemui usai bertemu dengan Sri Mulyani, Glen meyakinkan London akan tetap menarik dan kompetitif sebagai pusat keuangan dunia.

Dia memandang ada kesempatan penerbitan obligasi oleh pemerintah RI ada dalam dua atau tiga tahun ke depan, namun detail mengenai hal tersebut belum dapat dikonfirmasi. "Menteri Keuangan (Chancellor of the Exchequer), Philip Hammond, akan melakukan pertemuan lanjutan dengan Menkeu RI tahun ini dan kami mengharapkan adanya hubungan ekonomi yang lebih mendalam antara kedua negara," ujar Glen.

"Green Finance"

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Glen juga membahas mengenai pembiayaan ramah lingkungan (green finance) untuk mengurangi dampak pemanasan global. Dia menjelaskan bahwa Inggris memiliki dana pembangunan infrastruktur sebagai program khusus untuk mendukung tersedia pembiayaan hijau dan memungkinkan hal itu untuk kesejahteraan dan pertumbuhan.

Sri Mulyani juga meminta komitmen Inggris dalam upayanya mengatasi perubahan iklim dapat mendukung program serupa di Indonesia. "Komitmen mereka terhadap perubahan iklim dan berbagai macam produk yang selama ini lakukan seperti penerbitan green sukuk bond diapresiasi," ujar dia.

Kunjungan Glen ke Indonesia tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah Inggris memperdalam hubungan ekonomi dengan negara-negara di Asia sebagai salah satu bentuk langkah kebijakan pascakeluar dari Uni Eropa (UE) atau terkenal dengan sebutan Brexit (British Exit).

"Kami ingin mempertahankan hubungan yang kuat negara tetangga di Uni Eropa, tetapi kami juga melihat peluang besar karena Asia sedang tumbuh dan berkembang," kata Glen. Politisi dari Partai Konservatif Inggris itu menjelaskan pihaknya memandang penting posisi Asia, terutama di bidang perbankan dan jasa keuangan seiring dengan perkembangan kelas menengah.

"Saya juga akan mengunjungi Malaysia dan Jepang, tetapi saya memulai kunjungan saya ke Indonesia terlebih dahulu dan ini merupakan pengalaman yang penting," ujar dia. Asia merupakan rekan bisnis penting bagi Inggris, terutama dalam bidang jasa keuangan. Perdagangan antara Jepang dan Inggris bernilai 28 miliar poundsterling pada 2017, di mana Inggris mengekspor barang dan jasa senilai 13,7 miliar poundsterling.

Sementara perdagangan antara Inggris dan ASEAN juga mulai dipandang penting. Ekspor Inggris ke ASEAN tercatat bernilai 17,1 miliar poundsterling tahun lalu di mana 50,8 persennya berada di sektor finansial dan bisnis.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top