Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Perdagangan

RI Hadapi Tuduhan Antisubsidi dari AS

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersiap menghadapi tuduhan antisubsidi produk ekstrusi aluminium Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Pemerintah berharap masalah ini tidak mengganggu hubungan bilateral kedua negara sehingga aktivitas ekspor dan impor juga berjalan sesuai rencana.

Departemen Perdagangan AS atau United States Department of Commerce (USDOC) telah mengirimkan kuesioner tambahan dalam penyelidikan antisubsidi atas impor produk ekstrusi aluminium asal Indonesia.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso menyebut koordinasi ini penting dilakukan agar jawaban pemerintah Indonesia dapat disusun berdasarkan informasi yang valid dan dapat diverifikasi kementerian/ lembaga terkait.

"Diharapkan rapat koordinasi ini dapat menghasilkan masukan agar ekspor ekstrusi aluminium Indonesia ke AS dapat terjaga dan ditingkatkan," ujar Budi di Jakarta, Selasa (21/2).

Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Natan Kambuno mengatakan pihaknya berupaya agar pemerintah Indonesia dapat terus bersikap kooperatif untuk memperoleh hasil terbaik dari penyelidikan antisubsidi ini.

Bersikap Kooperatif

Selain ekstrusi aluminium, saat ini Direktorat Pengamanan Perdagangan sedang menangani penyelidikan trade remedies dari AS yaitu penyelidikan antidumping dan antisubsidi produk matras dan udang asal Indonesia.

"Dengan bersikap kooperatif, Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memperoleh hasil terbaik, khususnya dalam penyelidikan antisubsidi dari AS. Tujuannya, agar hubungan dagang Indonesia dengan negara mitra dapat terus terjaga dan dapat mendorong kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia," tambah Natan.

Seperti diketahui, dalam lima tahun terakhir hingha 2023, ekspor aluminium Indonesia ke AS terus naik. Ekspor komoditas ini ke AS hanya turun pada 2023 yaitu sebesar 102,23 juta dollar AS atau turun 27 persen dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar 139,15 juta dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top