Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proyeksi Perekonomian - Ada Risiko Penurunan Pertumbuhan Ekonomi akibat Gejolak Global

RI Hadapi Stagnasi Pertumbuhan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta akarta akartaakarta - Pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini akan di bawah target yang diharapkan dengan konsumsi masih menjadi mesin penggerak utamanya.

Capaian tersebut diperkirakan berlanjut hingga tahun depan seiring dampak dari keberlanjutan gejolak perekonomian global. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan perekonomian nasional bakal tumbuh 5,2 persen tahun ini, lebih rendah dibandingkan target dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen. Hal itu didasarkan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi pada semester I-2018 mencapai 5,17 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Suahasil Nazara, mengungkapkan kunci dari proyeksi pertumbuhan sepanjang 2018 sebesar 5,2 persen adalah konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tetap tumbuh di atas 5,1 persen dan investasi mencapai 6,9 persen sampai tujuh persen. Ekspor akan terdorong di sekitar tujuh persen hingga delapan persen.

Sementara impor yang pada kuartal II-2018 sempat 15 persen akan turun ke sekitar 10 persen karena lemahnya rupiah membuat harga lebih mahal. "Kami melihat tren pengurangan pertumbuhan impornya di samping 'measure' yang sudah diambil pemerintah dengan melakukan biodiesel B20, review proyek belum perlu dibangun, infrastruktur didorong memakai kandungan lokal yang tinggi, dan penerapan PPh impor barang konsumsi," ujar Suahasil, di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Dia juga menjelaskan pertumbuhan ekonomi selama semester I-2018 yang lalu didorong oleh konsumsi yang tumbuh di atas 5,1 persen dan investasi 6,9 persen. "Memang kami melihat ekspor masih positif, tetapi impor selama semester I-2018 meningkat 13,9 persen," kata Suahasil. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2018 diperkirakan berada dalam rentang 5,13-5,25 persen.

Risiko Global

Tahun depan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan stagnan karena ada risiko penurunan pertumbuhan ekonomi akibat gejolak ekonomi global. Bank Dunia dalam laporan triwulanan mengungkapkan perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 5,2 persen pada 2019, relatif sama dengan prediksi pertumbuhan untuk tahun ini.

Menurut Bank Dunia, permintaan domestik yang lebih kuat di Indonesia diperkirakan akan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, konsumsi swasta diprediksi masih akan terus berlanjut karena inflasi yang stabil, pasar tenaga kerja yang kuat, dan juga penurunan suku bunga pinjaman.

Belanja pemerintah juga diproyeksikan menguat di mana pertumbuhan pendapatan memberikan ruang, baik untuk konsolidasi fiskal maupun belanja tambahan. "Untuk pertumbuhan investasi, diperkirakan akan tetap kuat seiring dengan berkurangnya ketidakpastian pasca pemilu," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A Chaves saat peluncuran Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Meskipun dihadapkan pada risiko penurunan pertumbuhan ekonomi akibat gejolak ekonomi global, peluang terjadi krisis keuangan di Indonesia relatif kecil. "Pada 2018, Indonesia berada di posisi yang lebih kuat. Sekarang Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang lebih kuat," kata Chaves.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top