Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Keamanan

RI Cermati Situasi di Niger Usai Percobaan Kudeta

Foto : ANTARA/HO-KEMLU

Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Indonesia memperhatikan perkembangan situasi di Niger, setelah tentara mengumumkan percobaan kudeta terhadap Presiden Mohamed Bazoum.

"Kami mencermati perkembangan ini dan saat ini masih dalam proses mengumpulkan informasi lebih jauh lagi terkait situasi di Niger," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Teuku Faizasyah, Jumat (28/7).

Seperti dikutip dari Antara, Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Niger sejak 2011. Pada 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kenegaraan pertama Presiden Niger saat itu, Mahamadou Issoufou.

Menurut Jokowi, Indonesia dan Niger memiliki sedikitnya tiga ikatan kuat yaitu persaudaraan Islam, demokrasi dan kebebasan beragama, serta sebagai sesama negara berkembasng.

Kemudian pada 2018, BUMN Indonesia PT Wijaya Karya dilaporkan telah menandatangani kontrak pembangunan proyek renovasi Istana Kepresidenan Niger. Proyek senilai 370 miliar rupiah itu merupakan kerja sama pertama kedua negara di bidang infrastruktur.

Bazoum, yang adalah penerus Issoufou, ditahan di kediamannya sejak Rabu pagi (26/7) oleh unsur pengawal presiden. Pada malam harinya, beberapa tentara muncul di televisi nasional untuk mengumumkan penggulingan Bazoum.

Pernyataan Kudeta

Menyebut diri mereka Dewan Nasional untuk Perlindungan Negara, mereka membacakan pernyataan kudeta dalam sebuah video dan disiarkan di televisi negara ORTN.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kolonel Mayor Amadou Abdramane, Bazoum telah digulingkan dan konstitusi ditangguhkan karena situasi keamanan negara yang memburuk dan krisis sosial ekonomi.

Jam malam akan diberlakukan pada pukul 10 malam hingga 5 pagi waktu setempat, dan semua perbatasan telah ditutup.

Sejumlah negara, di antaranya Amerika Serikat, Prancis, Rusia, Uni Afrika, Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS), Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengecam tindakan militer Niger.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga menuntut pembebasan segera Presiden Bazoum (63), yang dipilih secara demokratis pada April 2021.

Kepala Angkatan Bersenjata Niger, Jenderal Abdou Sidikou Issa, mendukung tindakan para pemberontak untuk menghindari konfrontasi mematikan antara berbagai kekuatan, yang dapat mengakibatkan pertumpahan darah dan membahayakan keamanan penduduk.

"Komando Militer Angkatan Bersenjata Niger telah memutuskan untuk menyetujui deklarasi Pasukan Pertahanan dan Keamanan untuk menghindari konfrontasi mematikan antara berbagai pasukan," kata sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh Issa, pada Kamis (27/7).

Tentara menyatakan bergabung dengan pasukan tersebut untuk melindungi integritas fisik presiden republik dan keluarganya, serta untuk menghindari pertumpahan darah.

Issa memperingatkan setiap intervensi militer eksternal dalam bentuk apa pun akan menimbulkan bencana dan konsekuensi yang tidak dapat dikendalikan bagi orang-orang dan kekacauan bagi negara.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top