Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jalur Sutera Baru

RI Bagian Strategis dari "Belt and Road Initiative"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok membawa dampak yang begitu baik untuk Indonesia, salah satunya di bidang ekonomi dan konsep kerja sama Belt and Road Initiative (Jalur Sutera Baru). Hal itu terungkap dalam acara peluncuran Silk Road Community Building Initiative in Indonesia & Indonesia-China NGOs Dialogue yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Jakarta, Jumat (21/6).

"Peluncuran One Belt One Road atau disebut juga Belt and Road Initiative (BRI) di Jakarta beberapa waktu lalu oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping, membuktikan bahwa Indonesia memiliki pengaruh dalam kerja sama Jalur Sutera ini," kata pendiri FPCI, Dino Patti Djalal.

"Indonesia punya posisi yang strategis, dan pengaruh di BRI ini sejak kerja sama diumumkan Presiden Xi Jinping pada 2013 lalu. Tiongkok juga sangat penting dan berpengaruh untuk Indonesia," imbuh Dino.

Selain dialog, acara yang digelar FPCI dan Kedubes Tiongkok di Jakarta ini juga meresmikan Silk Road Community Building Initiative yang akan digerakkan oleh pelaku-pelaku LSM dari Tiongkok dan Indonesia. Wadah ini nantinya akan berisi ide-ide dan gagasan untuk membantu upaya pemerintah kedua negara melancarkan proyek Belt and Road Initiative.

Dino menyebut, Belt and Road Initiative merupakan proyek infrastruktur terbesar di dunia. "Tiongkok berambisi menjadi Tiongkok. Mereka tidak berambisi menjadi Amerika Serikat atau Jepang. Negara ini merupakan negara karakteristik Tiongkok dari segala sisi," kata mantan Wamenlu RI ini.

Menurut studi dari FPCI, Tiongkok termasuk tiga negara teratas yang berdampak bagi Indonesia. Tak hanya Indonesia, ujar dia, Tiongkok yang merupakan kekuatan besar juga membawa dampak bagi negara lain.

"Banyak asumsi yang kita pegang tahun lalu sekarang tidak berlaku. Tapi kita tahu untuk Tiongkok, ada sebuah kepastian yaitu kekuatan Tiongkok akan terus berkembang," ungkap Dino.Namun, pengaruh Tiongkok yang akan semakin meningkat memang membuat negara lain menjadi was-was. Menurut Dino, hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi di dunia.

Acara peluncuran dan dialog mengenai Belt and Road Initiative ini, juga salah satu misi penting dari kunjungan yang dilakukan oleh Ji Bingxuan, selaku Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok dan Presiden dari Chinese Association for International Understanding (CAFIU). Bingxuan bersama beberapa LSM dan organisasi sosial ternama dan penting dari Tiongkok, akan bergabung dalam dialog tersebut.

Bingxuan menyampaikan Indonesia dan Tiongkok mempunyai ikatan sejarah peradaban yang panjang, dan jalur sutera telah menjadi sarana dan memainkan peranan penting dalam akulturasi masyarakat di kawasan yang dilalui rute tersebut.

Dalam paparannya, Bingxuan mengibaratkan jalur sutera kuno merupakan pintu yang sudah terbuka, tinggal bagaimana kembali membangun aktivitas perdagangan di jalur tersebut. "Karena itu, Tiongkok optimistis dengan hadirnya Jalur Sutra Modern dapat menjadi sarana penghubung politik dan ekonomi antarnegara yang mendukung Belt and Road, sehingga dapat menikmati pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bersama," pungkas dia. ang/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top