Rabu, 13 Nov 2024, 01:00 WIB

RI Akan Membangun Pembangkit Energi Terbarukan 75 GW

Hashim Djojohadikusumo Utusan Iklim Indonesia - Akan ada 100 GW energi baru yang akan diterapkan dalam pemerintahan baru dalam 15 tahun ke depan.

Foto: antara

Indonesia berjanji mencapai netralitas karbon pada 2060, termasuk menghentikan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan menggantinya dengan energi terbarukan.

JAKARTA – Pemerintah Indonesia menawarkan peluang kepada investor internasional untuk membangun pembangkit 75 gigawatt (GW) energi terbarukan dalam 15 tahun ke depan. Hal tersebut merupakan komitmen Presiden Prabowo Subianto, yang dilantik pada bulan Oktober 2024.

Demikian dikatakan Utusan Iklim Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, di sela-sela pertemuan puncak iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations Framework Convention on Climate Change (COP29), di Baku, Azerbaijan, kemarin. Dikutip dari The Straits Times, Indonesia, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, telah berjanji untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, termasuk dengan menghentikan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan menggantinya dengan energi terbarukan.

 “Akan ada 100 GW energi baru yang akan diterapkan dalam pemerintahan baru dalam 15 tahun ke depan, yang 75 persennya atau 75 GW, akan berupa energi terbarukan,” kata Hashim dalam pidato yang disiarkan langsung pada tanggal 11 November di Baku. Proyek terbarukan akan mencakup tenaga surya, hidro, panas bumi, dan nuklir, tanpa menjelaskan rencana untuk sisa 25 GW.

Kapasitas listrik terpasang di Indonesia saat ini lebih dari 90 GW, dengan lebih dari separuhnya menggunakan batu bara dan kurang dari 15 persen menggunakan energi terbarukan. Saat ini, Indonesia tidak memiliki kapasitas nuklir, topik yang kontroversial di negara yang rawan gempa bumi.

“Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang merancang jalur transmisi hijau baru yang membentang sepanjang 70.000 km,” kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dari Baku. Menurut para analisis, pemerintah sering mempromosikan potensi negara dalam energi terbarukan, tetapi belum banyak mengembangkan kapasitas terbarukan karena subsidi untuk batu bara yang membuat tarif energi terbarukan tidak menarik bagi investor.

Tawarkan Proyek

 Dalam pidatonya, Hashim mengatakan Indonesia berencana untuk menawarkan proyek-proyek pengimbangan karbon yang dapat menghilangkan ratusan juta metrik ton emisi karbon dari atmosfer.

Ia tidak merinci proyek-proyek ini. “Prabowo juga akan memulai proyek jangka panjang untuk melakukan reboisasi terhadap 12,7 juta hektare hutan yang sangat terdegradasi dengan pendanaan yang mencakup sumber-sumber asing,” kata Hashim, seraya menambahkan bahwa Bezos Earth Fund, proyek pendanaan hijau milik pengusaha Jeff Bezos senilai 10 miliar dollar AS sudah tertarik.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), Antonio Guterres, meminta para pemimpin dunia di pertemuan puncak iklim PBB, United Nations Framework Convention on Climate Change (COP29), untuk “membayar” guna mencegah bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh perubahan iklim, dengan mengatakan waktu hampir habis untuk membatasi kenaikan suhu global yang merusak.

Dikutip dari The Straits Times, hampir 200 negara telah berkumpul di pertemuan puncak iklim tahunan PBB di Baku, dengan fokus pada pengumpulan dana ratusan miliar dollar AS untuk mendanai transisi global ke sumber energi yang lebih bersih dan membatasi kerusakan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon. Namun, pada hari pertemuan puncak yang dirancang untuk mempertemukan para pemimpin dunia dan menghasilkan momentum politik bagi negosiasi maraton, banyak pemain terkemuka tidak hadir untuk mendengar pesan dari Guterres.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: