Resmikan Digester Biogas, PELNI Manfaatkan Limbah Sapi Ternak Jadi Energi Terbarukan
Foto: Dok. IstimewaJAKARTA — PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) meresmikan pembangunan digester biogas di sejumlah peternakan sapi warga di Kupang.
Fasilitas digester ini memanfaatkan limbah kotoran sapi dan mengubahnya menjadi biogas yang dapat digunakan warga sebagai sumber energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga.
Peresmian dilakukan langsung oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PELNI Anik Hidayati bersama Vice Treasury PELNI Fauziah Ferryna dan Kepala Cabang PELNI Kupang Harianto Sembiring serta sejumlah tokoh masyarakat di Kupang.
Pembangunan fasilitas digester biogas ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau TJSL PT PELNI (Persero).
Dalam sambutannya, Anik menyampaikan harapannya agar fasilitas digester ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Kupang, khususnya peternak sapi yang selama ini belum memanfaatkan limbah ternaknya.
"Kupang merupakan wilayah penghasil ternak terbesar yang dikirim menggunakan kapal ternak yang dioperasikan PELNI dengan tujuan Jakarta," ujar Anik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/12).
Ditambahkan Anik, sepanjang tahun 2024, PELNI telah mengangkut 4.699 ekor, dan 3.779 ekor diantaranya dibawa dari Kupang, dan sisanya diambil dari Waingapu.
"Jumlah sapi ternak yang dibawa dari Kupang sangat besar, dan sudah pasti limbah yang dihasilkan pun lebih besar. Untuk itu kami hadir melalui program TJSL Biogas agar limbah ternak sapi dapat diubah menjadi sumber energi alternatif," tegas Anik.
PELNI menggandeng Pusat Studi Pembangunan Desa Universitas Brawijaya dalam mengembangkan Program Biogas di wilayah Kupang. Selain di dua titik rumah warga yang beternak sapi, fasilitas digester biogas juga dibangun di area usaha ternak yang dimiliki oleh CV Sinar Pelangi dan UD. Terobos.
Sedangkan Vice Treasury PELNI Fauziah Ferryna menjelaskan, fasilitas biogas yang dibangun terdiri atas bangunan mixer dan tangki kedap udara yang akan menampung gas yang terhubung dengan jaringan pipa gas ke rumah warga.
"Limbah kotoran sapi akan ditampung di mixer. Dengan takaran tertentu, kotoran sapi akan dicampur dengan air untuk kemudian secara alami terjadi fermentasi anaerobik di dalam tangki kedap udara. Gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk lampu gas maupun kompor gas," kata Ferryna.
Seluruh Program TJSL PELNI mengacu pada pilar SDG's atau Sustainable Development Goals yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa dan telah diadopsi oleh Kementerian BUMN ke dalam Program TJSL di seluruh perusahaan BUMN. Selain sosial, pilar TJSL PELNI disusun atas pilar ekonomi, lingkungan, dan tata kelola hukum.
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Satu Dekade Transformasi, BPJS Ketenagakerjaan Torehkan Capaian Positif
- 4 Pengamat: Rendahnya Pengetahuan Masyarakat Dieksploitasi "Pemain" Judol
- 5 KPI Minta Siaran Lagu ‘Indonesia Raya’ di Televisi dan Radio Digalakkan
Berita Terkini
- Generasi Muda Tak Perlu Cemas, Produk Berbahan Baku Herbal Diandalkan Hadapi Food Pleasure
- Wujudkan Keperdulian, PTP Nonpetikemas Gelar Sunatan Massal
- Pastikan Transaksi Nyaman saat Nataru, BNI Siapkan Rp19,74 T Uang Tunai
- Bawa Inovasi, Coway Optimalkan Penggunaan Water Purifier di Masjid Jabodetabek
- Bhayangkara FC Hancurkan Rekor Kandang PSIM