Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Energi I Sektor EBT Hanya Mampu Menarik 79,6% dari Target Investasi

Realisasi Investasi EBT Meleset

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Persetujuan kuota penambahan produksi batu bara kepada 32 Izin Usaha Pertambangan Daerah oleh Menteri ESDM menyebabkan konsumsi energi fosil untuk pembangkit tetap tinggi sehingga menekan perkembangan EBT.

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan capaian investasi sektor energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2018 tak mencapai target. Realisasinya hanya mencapai 79,6 persen dari target yang dicanangkan.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana, menyebutkan realisasi investasi EBT pada tahun lalu tercatat 1,6 milliar dollar AS, jauh di bawah target sebesar 2,01 miliar dollar AS.

"Kendati tidak mencapai target, investasi di sektor EBT tetap berjalan. Artinya, investasi tetap masuk, kebanyakan berasal dari luar negeri," ungkap Rida, di Jakarta, Selasa (8/1).

Adapun capaian investasi terbesar masih pada sektor panas bumi yang mencapai 105 persen, lalu diikuti bioenergi yang hampir mencapai 101 persen. Sementara itu, aneka EBT capaiannya belum maksimal.

Kendati tidak mencapai target, tetapi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor EBT melampaui target. Capaiannya bahkan lebih 32 persen dari target. Jika target PNBP sektor EBT pada 2018 hanya sebesar 700 milliar rupiah, maka capaiannya mencapai 2,28 triliun rupiah.

Rida menambahkan pada 2019 PNBP sektor EBT ditargetkan bertambah 180 milliar rupiah dari yang dipatok tahun lalu. "Diharapkan realisasinya melebih target," ungkap Rida.

Terkait target bauran energi sebesar 23 persen pada 2025, Ditjen EBTKE mengakui capaiannya selama ini masih stagnan. Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Harris menyebutkan, pada 2017, realisasi bauran EBT mencapai 7,34 persen. Kondisi itu tidak berbeda jauh dengan 2018.

Kondisi ini tak terlepas dari konsumsi energi fosil yang tetap tinggi atau bahkan lebih tinggi dari sebelumnya. "Ini menyebabkan persentase EBT tidak juga meningkat," kata Haris.

Tren Positif

Investasi dari pertumbuhan EBT stagnan, lain halnya dengan batu bara. Jaminan pasokan kebutuhan domestik sumber energi primer dari batu bara menunjukkan tren positif selama 2018. Pemanfaatan batu bara menyentuh 115 juta ton selama setahun. Jumlah ini terus melonjak naik terhitung sejak 2014.

Kementerian ESDM menyatakan pemanfaatan batu bara domestik makin lama makin naik, yakni sebesar 115 juta ton pada 2018. Jumlah itu lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya hanya 97 juta ton.

ada 2014, pemanfaatan batu bara domestik berkisar pada 76 juta ton dan mengalami kenaikan pada 2015, yaitu 86 juta ton. Keadaan ini terus berlanjut pada 2016 yang mampu memanfaatkan kebutuhan domestik sebesar 91 juta ton.

Peningkatan pemanfaatan ini manifestasi dari kebijakan pemerintah sejak Maret 2018 yang menjalankan aturan terkait alokasi penjualan batubara untuk kebutuhan domestik atau domestic market obligation sebesar 25 persen dari produksi perusahaan batu bara.

Apalagi mengingat realisasi produksi batu bara sepanjang 2018 tercatat sebesar 528 juta ton. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top