Realisasi Belanja pada Triwulan I Capai 18,1 Persen
Hadiyanto menegaskan pada 2022, APBN tetap ekspansif untuk mengantisipasi pandemi Covid-19 sehingga harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Peredam Guncangan
APBN diharapkan mampu menjadi instrumen pelindung masyarakat sekaligus sebagai shock absorber akibat guncangan dikarenakan gangguan kesehatan, harga komoditas yang meningkat akibat geopolitik, dan pemulihan yang masih belum merata.
Adapun belanja negara pada 2022 dialokasikan sebesar 2.714,2 triliun rupiah yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar 1.944,6 triliun rupiah dan TKDD sebesar 769,6 triliun rupiah.
"Tahun ini adalah momen emas untuk pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu pelaksanaan belanja atas alokasi dana tersebut hendaknya benar-benar digunakan untuk pencapaian program program strategis nasional, terutama kelanjutan program PC-PEN yang meliputi aspek kesehatan, perlindungan masyarakat, penguatan UMKM, serta pemulihan ekonomi," tutupnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya