Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PTPP pada 2018 Akan Emisi Obligasi 3 Triliun Rupiah

RDPT PTPP Kelebihan Permintaan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) yang baru saja menerbitkan Surat Berharga Perpetual (SBP) melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) sebesar 250 miliar rupiah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed). Inovasi pendanaan guna mendukung anak usaha salah satunya PT PP Energi (PP Energi) melalui instrumen ini diminati oleh investor baik lokal maupun asing.

Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, mengatakan RDPT yang baru diterbitkan senilai 250 miliar rupiah mengalami kelebihan permintaan 4-5 kali. Untuk imbal hasil (yield) yang ditawarkan sebesar 9,6 persen. Yield tersebut mencerminkan antara cost of debt dan cost of equity. "Sekarang cost of equity rata-rata 12 persen.

Kalau cost of debt kita rata-rata maksimal 7,25-7,5 persen. Instrumen ini bisa kita gunakan untuk leveraging lagi," ungkap Agus, di Jakarta, pekan lalu (26/4). Pemilihan Perseroan pada instrumen tersebut mengacu pada objek yang memiliki internal rate of return (IRR) harus lebih baik. Agus pun optimistis bahwa RDPT tersebut diserap oleh pasar.

Investor yang menyerapnya pun kombinasi antara asing dan lokal. Bagaimanapun penerbitan RDPT ini guna mendukung ketahanan dan stok energi dalam negeri. Mengacu pada hal tersebut potensi anak usaha yang akan dilepas ke publik melalui mekanisme penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) adalah PP Energi.

Hanya saja, menurut Agus, harus dilihat lagi kondisi pasar dan fundamental PP Energi. Untuk jumlah penerbitan RDPT selanjutnya, menurut Agus, bergantung pada kebutuhan dana di lapangan, apalagi penerbitan RDPT ini bisa diterbitkan secara bertahap. "Ketika Perseroan membutuhkan dana maka bisa menerbitkan RDPT lagi, sebab sudah ada bentuknya. Untuk penerbitan selanjutnya yang sedang dikembangkan adalah penerbitan RDPT secara bilateral," jelas dia.

Menurut Agus, penerbitan perpetual bond secara keseluruhan melihatnya pada debt to equity ratio (DER) terhadap interest gearing yang tidak boleh lebih dari 2,5 kali, debt to EBITDA tidak boleh lebih dari tujuh kali, dan current ratio harus dijaga di atas satu kali.

"Interest gearing kami masih 0,7 kali, debt to EBITDA masih 3,2 kali, dan current ratio masih 140 kali atau 150 kali. Jadi, room kami masih terbuka luas untuk investasi. Tapi tentunya untuk eksekusinya kita pilih objek-objek yang IRR bagus dan payback-nya cepat," papar dia.

Emisi Obligasi

Pada tahun ini, Perseroan pun akan menerbitkan obligasi melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar tiga triliun rupiah. Untuk tahap pertama akan diterbitkan pada tahun ini sebesar 1,5 triliun rupiah. Obligasi ini menawarkan jangka waktu tiga tahun dan lima tahun. "Penerbitan ini sebagai bentuk relaksasi jangka pendek menjadi jangka panjang sehingga current ratio menjadi bagus. Public expose kira-kira 3 Mei atau 4 Mei ini. Dana hasil penerbitan obligasi rencananya akan digunakan untuk modal kerja dan lain sebagainya," papar dia.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top