Ratusan Juta Masyarakat di Asia Rayakan Tahun Baru Imlek
Ratusan juta masyarakat di seluruh kawasan Asia pada Rabu (29/1), merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga mereka, di mana mereka mengucapkan selamat tinggal pada Tahun Naga dan menyambut Tahun Ular.
Foto: istimewaBEIJING - Ratusan juta masyarakat di seluruh kawasan Asia pada Rabu (29/1), merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga mereka, di mana mereka mengucapkan selamat tinggal pada Tahun Naga dan menyambut Tahun Ular.
Dikutip dari The Straits Times, warga Tiongkok menikmati delapan hari libur umum berturut-turut untuk Festival Musim Semi 2025, memberi kesempatan untuk berbagi makanan, menghadiri pertunjukan tradisional, dan menyalakan petasan dan kembang api.
Stasiun kereta api dan bandara di seluruh negeri telah penuh sesak selama berminggu-minggu karena jutaan orang kembali ke rumah untuk menghabiskan liburan bersama orang yang mereka cintai dalam migrasi tahunan yang diperkirakan akan memecahkan rekor.
Jalan-jalan utama, pusat perbelanjaan, kantor-kantor dan rumah-rumah dihiasi dengan spanduk-spanduk merah yang meriah, yang dipercaya dapat menangkal kejahatan, di banyak bagian Asia Timur dan Tenggara, termasuk Korea Selatan, Singapura, Vietnam dan Thailand.
Di Taiwan pada pagi hari tanggal 29 Januari , orang-orang dari segala usia memadati kuil-kuil di seluruh pulau untuk memberikan persembahan berupa buah-buahan, manisan, kerupuk, dan kacang-kacangan, serta bermeditasi dan berdoa.
“Tradisi kami adalah mengunjungi kuil dan berdoa, agar mendapatkan keberuntungan di tahun ini,” kata Chen Ching-yuan, saat mengunjungi Kuil Longshan di Taipei bersama ibunya.
“Tidak perlu meminta sesuatu yang spesifik, cukup doakan tahun ini berjalan lancar, damai, aman, dan sehat, serta berdoa agar semuanya berjalan dengan baik,” katanya.
Sedangkan Lin Yu-soon, 73 tahun, mengatakan kunjungan ke Kuil Longshan bersama keluarganya “memberi rasa ketenangan rohani saat mereka berdoa”.
Momentum Budaya
Pakar Ilmu Sejarah Universitas Airlangga, Surabaya, Shinta Devi Ika Santhi Rahayu, mengatakan, tradisi perayaan Tahun Baru Imlek muncul karena masyarakat Tiongkok mayoritas bermata pencaharian sebagai petani yang kemudian menyambut musim semi sebagai awal kehidupan baru.
“Perayaan ini sebagai simbol keragaman dan harmoni yang harus dipertahankan di tengah maraknya globalisasi. Sedangkan perayaan Imlek di Indonesia tidak hanya sebuah momentum budaya. Banyak simbol Imlek yang diadopsi oleh masyarakat luas masyarakat luas,” kata Shinta.
Barongsai misalnya, kini banyak dimainkan berbagai etnis, hingga pernak-pernik Imlek yang dijual oleh orang dari berbagai latar belakang. Salah satu keunikan perayaan Imlek di Indonesia yaitu inklusivitasnya, tradisi ini tidak hanya milik masyarakat Tionghoa.
Berita Trending
- 1 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 2 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 3 Kepercayaan Masyarakat Dapat Turun, 8 Koperasi Bermasalah Timbulkan Kerugian Besar Rp26 Triliun
- 4 Polresta Bukittinggi giatkan pengawasan objek wisata selama liburan
- 5 Cegah Kepunahan, Karantina Kepri Lepasliarkan 1.200 Burung ke Alam