Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ratusan Guru Tengah Berkompetisi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Guru dan Tenaga kependidikan merupakan ujung tombak dalam pembangunan sumber daya manusia. Dengan memasuki tantangan abad 21 ini, sudah pasti peranan guru sebagai motor penggerak perkembangan inovasi, komunikasi, pola berkir, kolaborasi yang dapat menciptakan karakter kuat sangat diperlukan bagi peserta didik agar menjadi generasi emas yang unggul dan siap bersaing.

Untuk itu, melalui pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi ini menjadi ajang yang sangat tepat bagi para guru dan tenaga kependidikan yang berasal dari 34 provinsi ini untuk berlomba-lomba mempresentasikan program pengembangan pola didiknya. Selain itu, melalui Pemilihan yang diselenggarakan setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai apresiasi kepada para guru dan tenaga kependidikan menjadi suatu wadah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuannya dalam sistem pengajaran, dan tidak tertutup kemungkinan adanya kolaborasi sistem pendidikan antar satu daerah dengan daerah lainnya. Karena dalam ajang ini mereka berkumpul dan bisa saling mensosialisasikan sistem pola didiknya.

Ajang bergengsi yang merupakan apresiasi dari pemerintah terhadap prestasi dan dedikasi para Guru dan Tenaga Kependidikan ini disambut luar biasa oleh para peserta yang berjumlah lebih dari 900 orang ini. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta, Siti Nurjanah,S.Pd. M.Pd, seorang guru dari SLB BC Wiyata Dharma 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta.

Karyanya yang dipresen-tasikan adalah "Peningkatan Kemandirian Siswa Tunagra-hita Melalui Media Alipa (Alat Lipat Pakaian). Kelihatannya sederhana, tapi menurut Siti Nurjanah, anak tunagrahi-ta itu kurang mampu dalam melipat pakaian. "Ini terma-suk program pengembangan diri, di dalamnya ada bagian untuk melipat pakaian, nah siswa kita itu belum mampu untuk merawat dan melipat pakaian. Maka saya menciptakan alat bantu yang bisa untuk mengembangkan ke-mandirian siswa," katanya.

Untuk hal tersebut Siti Nurjanah melakukan penelitian dan praktek langsung pada siswanya. Termasuk pilihan menggunakan kardus bekas kemasan botol minuman, ini karena ukuran kardus tersebut sudah sesuai dengan uku-ran pakaian. "Jadi siswa kami tidak usah menggunakan alat ukur lagi, kan mereka sulit kalau pakai alat ukur. Dengan kardus bekas ini sudah pas ukurannya," ungkap Siti Nur-janah.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top