Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Raperda APBD-P Kota Bogor Defisit Rp200 Miliar

Foto : ANTARA/Foto: Riza Harahap)

Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah menyatakan Raperda APBD Kota Bogor tahun 2021 saat disampaikan Wali Kota Bogor ke DPRD posisi pendapatan dan belanjannya sudah seimbang, dan kalau ada defisit 200 miliar rupiah pada belanja diperkirakan setelah ada pembahasan di KomisiDPRD.

Syarifah Sofiah mengatakan hal itu di Kota Bogor, Senin, ketika ditanya perihal adanya defisit angka belanja sekitar 200 miliar rupiah pada Raperda APBD Kota Bogor tahun 2021.

"Raperda APBD tahun 2021, pada saat disampaikan ke DPRD, posisi pendapatan dan belanja sudah seimbang. Posisinya sudah nol, tidak ada defisit," katanya.

Menurut dia, kalau ada defisit angka belanja sampai sekitar 200 miliar rupiah, itu mungkin setelah adanya pembahasan di Komisi-komisi di DPRD dengan organisasi perangkat daerah (OPD). "Mungkin saja ada pembahasan baru, karena DPRD juga ada kegiatan," katannya.

Setelah pembahasan di Komisi-komisi dengan OPD selesai, nantinya akan dibahas oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Bogor. "Nanti pada pembahasan Antara Banggar dan TAPD, baru kita tahu," katanya.

Syarifah menegaskan, pada pembahasan antara Banggar dan TAPD, tidak bisa ada defisit lagi, tapi harus seimbang. "Untuk bisa seimbang atau nol, maka solusinya adalah dilakukan pengurangan program, pengalihan atau pencoretan program di OPD-OPD," katanya.

Estimasi Pendapatan

Menurut dia, TAPD akan mencermati program-program yang ada dan dipertimbangkan, mana yang bisa dialihkan, dikurangi, atau dicoret.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya, saat menyampaikan Raperda Kota Bogor tahun 2021 pada rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Bogor, Senin (9/11), mengatakan, RAPBD Kota Bogor tahun 2021, estimasi pendapatannya 2,2 triliun rupiah, yakni adaptif sesuai dengan perkiraan bahwa tahun 2021 kondisi perekonomian nasional masih terdampak Covid-19.

Menurut Bima, dari 2,2 triliun rupiah itu komposisinya adalah sekitar 936 miliar rupiah dari pendapatan asli daerah (PAD) serta 1,2 triliun rupiah dari pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan provinsi.

Baca Juga :
Tersumbat Sampah

Sedangkan pada bagian belanja, Bima Arya menyampaikan, estimasi sekitar 2,4 triliun rupiah. Estimasi belanja itu fokus kepada lima program prioritas sebagai stimulan untuk bangkit dari pandemi Covid-19.

Itu, artinya masih ada defisit pada target belanja, sekitar 200 miliar rupiah. n Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top