Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga - Pada Agustus 2018 Terjadi Deflasi 0,05% Dibandingkan Bulan Sebelumnya

Rantai Distribusi Jadi Titik Krusial

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Rantai distribusi dianggap sebagai bagian terpenting penyebab fluktuasi harga dalam tata niaga pangan di Tanah Air. Karenanya, pemerintah diminta memantau secara ketat pasokan dan distribusi bahan pokok, terutama beras, daging ayam ras, dan cabai merah lantaran ketiga jenis komoditas tersebut sangat rentan bergejolak.

Apabila pemerintah menginginkan inflasi tahun ini di kisaran target 2,5-4,5 persen, ketiga komoditas pangan tersebut harus benar-benar dikawal. Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan sekalipun pemerintah mengklaim stok bahan pangan stabil atau berlebih, tetapi jika distribusinya tak diperhatikan, maka akan menimbulkan kelangkaan di masyarakat.

"Situasi itu memicu kenaikan harga,sehingga perlu dimonitor dari waktu ke waktu," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Senin (3/9). Untuk itu, Suhariyanto mengingatkan agar pemerintah harus waspada. Pasalnya, kendatipun Agustus mengalami deflasi tetapi secara tahunan tetap inflasi.

Terlebih lagi, pemerintah menargetkan besaran inflasi tahun ini 3,5 persen plus minus 1 persen, sehingga rantai pasok harus benar-benar terus dipantau. Seperti diketahui, BPS melaporkan Agustus lalu terjadi deflasi 0,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau month-to-month (mtm), tetapi secara tahunan atau year-onyear (yoy) inflasi 3,20 persen.

Dengan demikian, secara tahun kalender berjalan (ytd) atau selama Januari-Agustus 2018, inflasi tercatat sebesar 2,31 persen. Suhariyanto menjelaskan deflasi itu terutama dipengaruhi oleh penurunan harga telur ayam, bawang merah, dan tarif angkutan udara.

Jaga Kredibilitas

Terkait data tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan stabilitas harga kebutuhan pangan menjadi salah satu pemicu terjadinya deflasi pada Agustus 2018. Menkeu menjelaskan pencapaian ini telah sejalan dengan upaya pemerintah yang ingin terus menjaga kepercayaan masyarakat dalam kondisi ketidakpastian global seperti saat ini.

"Kita semua tahu dalam kondisi global market environment yang cukup volatile, isu stabilitas menjadi sangat penting untuk bisa menjangkarkan confidence," ujarnya. Dia memastikan pemerintah akan terus menjaga sumber penyebab inflasi dengan menjaga harga kebutuhan pangan maupun berkoordinasi dengan otoritas moneter untuk menjaga pergerakan rupiah.

Faktor musiman lainnya yang bisa menjadi penyebab inflasi dan harus diwaspadai adalah tingginya permintaan pada akhir tahun menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

Baca Juga :
Permintaan Meningkat

ers/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top