Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerukunan Umat Beragama I Seluruh Warga Perlu Pahami RI Ada dalam Keberagaman

Ramadan dan Paskah Momen Perkuat Saling Menghargai

Foto : ISTIMEWA

PDT JIMMY SORMIN Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI - Ketika bulan puasa ini bersamaan juga dengan masa Jumat Agung dan Paskah, ini merupakan waktu yang sangat baik untuk kita saling menghargai.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masyarakat diajak untuk memanfaatkan momentum Ramadan dan rangkaian Paskah untuk memperkuat semangat saling menghargai satu sama lain. Kondisi ini sekaligus menjadi momen tepat seluruh anak bangsa perlu memahami bahwa negara ini ada dalam keberagaman.

"Ketika bulan puasa ini bersamaan juga dengan masa Jumat Agung dan Paskah, ini merupakan waktu yang sangat baik untuk kita saling menghargai satu sama lainnya," kata Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdt Jimmy Sormin, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (5/4).

Artinya, tutur Pdt Jimmy, setiap umat beragama di Indonesia bisa merayakan apa yang diimaninya secara berbeda. Pada Ramadan kali ini, umat Islam bersuka cita menjalankan ibadah puasa. Di sisi lain, ada umat lainnya yang merayakannya secara kekristenan, yaitu masa Trihari Suci, yang terdiri atas Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah.

"Sudah sejak semula ada perbedaan, tapi bagaimana mengupayakannya untuk selalu menjadi momentum yang menjaga, mengapresiasi, merawat, menghargai, melengkapi satu sama lainnya. Ini yang harus kita terus rawat bersama," kata Jimmy.

Seperti dikutip dari Antara, Pdt Jimmy menjelaskan rasa kebersamaan sesama anak bangsa dapat terwujud dengan selalu membuka ruang perjumpaan. Misalnya, pada masa puasa ini, umat Kristen bisa saja bersama-sama ikut serta dalam menyemangati dan mendukung saudara-saudara yang berpuasa, juga termasuk mengikuti buka puasa bersama.

Demikian juga yang Muslim, misalnya, atau beragama lain, pada masa Paskah boleh saling menyelamati atau memberikan dukungan, juga menjaga keamanan dan ketertiban satu sama lain.

Merasakan Kebersamaan

Hal ini dilakukan agar semua bisa merasakan adanya kebersamaan sebagai warga negara yang memiliki keagamaan atau keimanan yang berbeda. "Di ruang digital juga perlu kita bangun narasi yang meneduhkan, menyemangati, menguatkan, dan bukan sebaliknya," ujar Jimmy.

Sementara itu, peneliti Pusat Studi Islam dan Demokrasi (PSID), Nazar El Mahfudzi, mengatakan rangkaian Paskah dan Ramadan yang berbarengan pada tahun ini bersamaan juga dengan momentum jelang Pemilu 2024. Maka penting bagi umat beragama untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah satu dalam keberbedaan.

"Ini kan kita mau pemilu. Ramadan dan Paskah yang berbarengan tahun ini kita mendapati sangat adem. Jadi, kita semua bisa optimistis pesta demokrasi setahun lagi juga adem," kata Nazar.

Mengenai ekspresi kebersamaan, masing-masing umat atau kelompok umat bisa merumuskan masing-masing apa yang terbaik di lingkungannya. Kata kuncinya, menurut Nazar, adalah melihat lingkungannya masing-masing, dan mengamplifikasi kebaikan di lingkungan masing-masing di media sosial.

"Jangan sampai terbalik, medsos malah jadi perhatian utama, padahal yang memproduksi medsos kadang kala punya tujuan berbeda. Maka kita semua jaga lingkungan masing-masing dan produksi konten yang menyejukkan dari lingkungan masing-masing," kata Nazar.

Sebab, tantangan utama masyarakat hari ini, menurut Nazar, adalah bagaimana membaca dengan baik yang ada di medsos dan ikut memproduksi atau melawan narasi-narasi buruk di medsos yang sebenarnya sering jauh dari kenyataan kita sendiri di lingkungan masing-masing.

"Di medsos mudah berantem. Nah, kuncinya lingkungan yang adem," kata Nazar.

Sementara itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Benny Susteyo, mengatakan Paskah dan Ramadan yang berbarengan pada bulan ini adalah momentum menguatnya persaudaraan sejati antar-umat beragama.

Di bulan Ramadan umat Muslim berpuasa, begitu pala umat Katolik melakukan pantang dan puasa selama 40 hari jelang puncak perayaan Paskah.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top