Rakernas Apjatel Fokus Bahas Pemerataan Infrastruktur Digital
apjatel
JAKARTA - Rapat kerja nasional (rakernas) Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) berkomitmen untuk mendukung terwujudnya transformasi digital nasional, yang merupakan program pemerintah. Perwujudan tujuan ini memerlukan adanya peran serta dari seluruh lapisan masyarakat, berbagai kementerian, lembaga terkait, dan juga pemerintah pusat.
Rakernas Apjatel 2023 diharapkan dapat menjadi wadah forum diskusi nasional untuk mewujudkan kedaulatan transformasi digital bagi persatuan Indonesia. Salah satunya yang dilakukan dengan penyusunan regulasi yang komprehensif dan bersifat nasional.
"Rakernas tahun ini diharapkan bisa menjadi forum bersama antara pihak-pihak yang berkepentingan, untuk bisa bersama-sama mewujudkan program transformasi digital pemerintah," kata Ketua Umum Apjatel Jerry Siregar, dalam rekerna bertema Konektivitas untuk Kedaulatan Transformasi Digital Bagi Persatuan Indonesia, di Jakarta Rabu (29/11).
Ia mengungkapkan, untuk bisa mencapai hasil yang diharapkan, maka Apjatel harus fokus pada pembangunan infrastruktur digital yang merata hingga ke pelosok tanah air. Itulah yang didiskusikan bersama, menjadi agenda utama Rakernas hari.
"Melalui keterlibatan Apjatel, kami yakin rencana pembangunan infrastruktur digital dapat terlaksana dengan baik dan dapat mendukung ekonomi digital di Indonesia. Semoga Rakernas Apjatel dapat menghadirkan solusi untuk mempercepat pemerataan perluasan jaringan, demi tercapainya koneksi Internet yang handal, sebagai fondasi dari tercapainya kedaulatan transformasi digital bagi persatuan Indonesia. Makin digital makin maju," kata Staf Khusus Kominfo Republik Indonesia, Sarwoto Atmosutarno.
Lebih spesifik, Rakernas Apjatel tahun ini juga mencakup pembahasan dan diskusi terkait percepatan perluasan infrastruktur digital untuk menjangkau lebih banyak masyarakat di berbagai wilayah tanah air. Sesuai arahan presiden terkait percepatan perluasan akses, peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan Internet, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk menciptakan konten dan aplikasi digital, yang akan mendorong tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia.
Di Rakernas tahun ini, Apjatel secara khusus menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga dan institusi terkait, yang diharapkan dapat berbagi informasi berdasarkan beberapa perspektif, diantaranya perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, Bakti Kominfo, dan juga dari kalangan Akademisi.
Topik yang akan dibahas di Rakernas tahun ini juga tidak hanya difokuskan pada perluasan infrastruktur, namun juga pembahasan mengenai penetrasi fiber optik dan penerapan dan penggunaannya di berbagai wilayah di Indonesia, hingga perkembangan utilisasi Palapa Ring Barat, Tengah dan Timur terhadap konektivitas daerah serta tantangan yang dihadapI dalam penerapannya.
Saat ini Apjatel juga sedang menyusun buku putih (white paper) bertajuk "Infrastruktur Digital Indonesia melalui inisiatif Giga City Menuju Visi Digital 2045" yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Buku putih ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun pelaku usaha di Indonesia.
Dalam Rakernas Apjatel tahun ini dihadiri oleh perwakilan dari kurang lebih 96 perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi di Indonesia. Mereka hadir baik secara langsung maupun melalui aplikasi konferensi video.
"Diskusi yang dilakukan hari ini bersifat terbuka dimana semua peserta dapat secara interaktif berkomunikasi dengan para narasumber yang hadir, sehingga seluruh perusahaan yang menjadi anggota Apjatel dapat terus ter-updatedengan informasi terbaru di sektor telekomunikasi, khususnyafixed broadbandatau fiber optik," tambah Jerry.
Ia berharap, melalui pelaksanaan Rakernas ini, diharapkan dapat memberi pesan dan informasi atau pedoman dalam bentuk kebijakan atau regulasi yang bersifat nasional. Hal ini diharapkan dapat memberi dukungan dan kemudahan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dalam rangka mewujudkan transformasi digital nasional.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya